Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Datang di Kebun Raya Balikpapan

Kompas.com - 21/08/2014, 19:08 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto serta Kepala LIPI Lukman Hakim, didampingi oleh unsur pimpinan di Kaltim meresmikan Kebun Raya Balikpapan (KRB) di Kalimantan Timur, Rabu (20/8/2014). Menhut mengatakan, kehadiran kebun raya ini akan menjadi benteng terakhir kekayaan hayati di Kaltim. “Berbeda ekosistemnya dengan Leuser di Aceh, di Bali Barat, Gunung Bromo, Merapi, semua memiliki ciri khas sendiri. Tiap ekosistem menjadi benteng terakhir pendidikan dan keletarian alam kita,” kata Zulkifli.

KRB menjadi ikon baru di Kalimantan Timur. KRB yang mulai dibuka untuk umum ini bukan sekadar untuk mendulang wisatawan tetapi juga akan menjadi pusat riset dan salah satu pusat konservasi hutan kayu di Indonesia. KRB ini mengoleksi sekitar 1.200 spesies tanaman, di antaranya kayu genus dipterocarpaceae, seperti meranti, kapur, ulin, keruing, bengkirai dan gaharu.

KRB masih memiliki ratusan jenis dan lebih dari 5.000-an spesimen di pembibitan. Sebagian saja dari pembibitan yang sudah ditanam. Ini belum termasuk yang sudah tercatat dalam ratusan jenis tanaman dan puluhan ribu spesimen lain.

Selain tumbuhan kayu, KRB juga mengoleksi berbagai tanaman buah khas Kalimantan. “Bisa menjadi pusat edukasi dan pusat pengembangan tanaman asli tanaman kita di sini. Jaga dengan baik. Bila melihat ke Singapura, Korea, sebuah sungai di Washington DC. Di sana itu dijaga dengan baik dan bisa memberi hasil triliunan,” kata Menhut.

KRB berada di lingkar luar Balikpapan. Jaraknya 20-an kilometer pusat kota Balikpapan. Kebun ini memiliki luas sekitar lebih 300 hektar dengan fasilitas gedung pusat informasi, gedung penjualan tiket, zona pengunjung dan kawasan parkir, rumah singgah, zona propagasi, dan pusat riset, paranet (shade house) dan rumah kompos. KRB berada di kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dibuka yang pengelolaannya berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com