Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gulungan Ombak Pantai Pasir Merah Diincar Para Peselancar

Kompas.com - 22/08/2014, 19:22 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Kepulauan Nias, salah satu gugusan pulau yang terletak di bagian barat Pulau Sumatera, memiliki beragam pesona alam yang menawan serta menantang. Pulau ini masuk dalam Provinsi Sumatera Utara. Saat kita memasuki Pulau Nias, kita disambut dengan sapaan "ya'ahowu" yang merupakan salam dalam bahasa Nias, artinya "semoga terberkati".

Kepulauan Nias disebut juga sebagai daerah kepulauan karena banyaknya pulau-pulau kecil yang berada di sekitarnya. Bahkan dari puluhan pulau kecil yang terdapat di sekitar Pulau Nias, hanya sekitar 11 pulau saja yang dihuni oleh manusia.

Kepulauan Nias dapat diakses melalui transportasi udara dan laut, dan langsung disambut oleh Kota Gunungsitoli. Akses melalui laut dapat ditempuh dengan waktu 8–9 jam pelayaran. Rute yang tersedia Sibolga – Gunungsitoli , Sibolga – Teluk Dalam, Sibolga – Lahewa, Padang – Gunungsitoli, Padang – Pulau Batu, Aceh Singkil – Gunungsitoli yang dilayari oleh feri setiap hari serta kapal milik Pelni yang secara periodik melayari Tanjung Priok – Padang – Gunungsitoli.

Selain akses melalui laut juga dapat melalui akses udara dengan rute Bandara Kuala Namu International (Medan) – Binaka (Gunungsitoli). Penerbangan dilayani maskapai Wings Air, milik anak perusahaan Lion Air dengan menggunakan pesawat jenis ATR72–500. Pada pertengahan Oktober 2014 Garuda Indonesia akan melayani rute yang sama menggunakan ATR72–600.

Sesampainya di Kepulauan Nias, kita langsung menikmati indahnya berwisata bahari, terutama bagi mereka yang memang menyukai wisata alam.  Wisata pantai menawarkan banyak pesona nan eksotis sehingga membuat para pengunjung tak rela untuk segera berpindah ke lokasi lainnya.

Di antara pantai-pantai indah yang ada, pesona pantai di Kabupaten Nias Utara tak kalah indahnya. Salah satunya adalah Pantai Pasir Merah, di Desa Ombolata, Kecamatan Afulu. Jaraknya sekitar 80 km dari Ibu Kota Gunungsitoli dengan waktu tempuh 2,5-3 jam melalui jalan darat. Tidak ada kedai atau kafe maupun tempat untuk berbelanja makanan di pantai ini. Jadi wisatawan harus membawa bekal secukupnya.

Menurut mitos, pantai Pasir Merah ini berasal dari darah ular Haria (ular naga) yang dibunuh oleh pemuda bernama Laowömaru. Selama pertempuran, sang naga banyak mengeluarkan darah dan masih ada hingga saat ini.

Pantai ini mulai banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena panoramanya begitu asri dan sungguh eksotis. Karena menghadap Samudera Hindia, tak heran ombak yang dihasilkan kadang mencapai 7 meter dan menjadi incaran para peselancar mancanegara.

Keindahan Pantai Pasir Merah diam-diam sudah mulai dikenal wisatawan, terutama yang datang menggunakan kapal pesiar pribadi. Sayang, di lokasi yang eksotis ini sangat sulit menemukan tempat penginapan atau homestay yang memadai. Akibatnya, wisatawan yang datang terpaksa membawa tenda atau menginap di rumah penduduk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com