Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Demo di Obyek Wisata Mengganggu Kenyamanan Wisatawan

Kompas.com - 27/08/2014, 10:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh di Bali menyatakan prihatin terhadap demo yang terjadi di salah satu obyek wisata yang dianggap dapat berpengaruh terhadap citra Bali sebagai tujuan wisata.

"Sebaiknya jangan melalui demo karena berdampak pada kenyamanan wisatawan, apalagi Tanjung Benoa sebagai obyek wisata water sport yang sudah terkenal di dunia dan GWK salah satu ikon obyek rekreasi di Bali," kata Ketua PHRI Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Bali, Selasa (26/8/2014).

Menurut Suryawijaya, kalaupun ada perbedaan pendapat seharusnya bisa duduk bersama membahas hal tersebut sehingga timbul transparansi kejelasan tentang manfaat dan kerugian yang timbul akibat reklamasi.

"Masyarakat jangan mudah terbenturkan oleh kepentingan pihak kelompok tertentu yang memiliki kepentingan di dalamnya. Akan lebih baik jika bisa mendudukkan persoalan dengan baik dan benar demi membuat Bali menjadi lebih baik ke depan untuk kita semua, terutama bagi masyarakat Bali," kata Suryawijaya.

"Kalau demo di tempat yang merupakan kawasan pariwisata, sebaiknya jangan dilakukan, walaupun tidak anarkis namun kenyamanan wisatawan pasti terganggu," kata Suryawijaya yang juga menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata (BPPD) Badung.

Menurut dia semua pihak harus memikirkan dampak reklamasi, kalau memang lebih banyak untungnya dilanjutkan, tapi kalau lebih banyak ruginya hal tersebut lebih baik ditunda dahulu.

Ketua Bali Vila Asosiasi (BVA), Mangku Wayan Suteja mengatakan, selama demo di kawasan pariwisata, aksi itu dapat mengganggu ketertiban umum dan juga mengganggu wisatawan yang tengah menikmati liburan di Bali.

"Alangkah lebih baik jika hal tersebut bisa duduk bareng bersama membahas lebih dampak negatif positif yang ditimbulkan reklamasi," ujar Suteja.

JOKO DWI CAHYANA Suasana Pantai Tanjung Benoa, Bali.
Menurut Suteja, terkait layak dan tidak layak reklamasi perlu ada kajian ilmiah dari lembaga pendidikan. "Kalau layak, ya jalan, kalau tak layak, pemerintah mesti mengambil keputusan yang tegas menolak hal itu. Yang terpenting adalah kajian ilmiahnya," ujar Suteja.

Sejumlah tokoh di Bali mulai memperlihatkan perhatiannya terhadap fenomena maraknya aksi demonstrasi yang belakangan dilakukan di beberapa obyek wisata di Bali.

Mereka prihatin karena selain dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan turis juga dapat mempengaruhi citra Bali sebagai destinasi wisata internasional.

Sebelumnya terjadi demo yang digelar "For Bali Tolak Reklamasi" di Tanjung Benoa, Jumat (15/8/2014) lalu, dan penutupan akses masuk ke kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Minggu (24/8/2014) oleh masyarakat setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com