Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertualang di Goa Pindul

Kompas.com - 16/09/2014, 09:18 WIB
KAWASAN Gunung Kidul, Yogyakarta, tak hanya memiliki pantai yang indah. Kita juga dapat bertualang menyusuri Sungai Oya di Desa Bejiharjo, Karangmojo. Sungai ini mengalir di bawah Goa Pindul sepanjang sekitar 350 meter.

Karangmojo dapat kita tempuh dari pusat Kota Yogyakarta dalam waktu sekitar dua jam. Sayang, tak banyak papan petunjuk yang memberi arahan untuk kita ke Goa Pindul.

Jauh sebelum sampai di Goa Pindul, setelah kita melewati sebuah jembatan besar, di sebelah kiri jalan ada poster-poster besar yang seolah-olah mengarahkan kita ke Goa Pindul. Padahal jarak Goa Pindul masih 20 kilometer (km) lagi.

Ternyata petunjuk itu mengarahkan kita kepada para penunjuk jalan yang dengan sukarela mengantar kita ke Goa Pindul. Mereka tak menentukan tarif, tetapi kadang memaksa dengan cara mengetok kaca mobil dan terus mengikuti mobil yang hendak ke Goa Pindul.

Cara lain yang lebih nyaman buat kita adalah memesan penunjuk jalan lebih dulu dari beberapa situs operator di internet. Kita dapat dijemput di titik yang disepakati bersama dan penunjuk jalan itu mengarahkan kita ke arah Goa Pindul.

Kita juga dapat mengandalkan peranti global positioning system (GPS). Kekurangannya, GPS memberikan jarak tempuh terpendek, tak peduli kondisi jalanannya. Jika kita mengandalkan petunjuk GPS, ada ruas jalan desa yang rusak dan tak beraspal.

Untuk wisata menyusuri Goa Pindul, pengunjung dikenai Rp 35.000 per orang. Biaya itu untuk sewa ban besar yang sudah dimodifikasi menjadi rakit, pelampung, dan pemandu.

KOMPAS/ANASTASIA JOICE Di dalam Goa Pindul.
Jika kita mau mengabadikan perjalanan, biaya ditambah Rp 100.000 lagi. Bermain di sungai membuat kamera bisa rusak terciprat air. Nah, daripada kamera rusak kena air, serahkan saja dokumentasi kepada ”fotografer” yang akan mengabadikan foto kita sepanjang perjalanan. CD berupa kumpulan foto itu dia berikan setelah petualangan berakhir.

Ban truk

Perjalanan menyusuri sungai bawah tanah dan goa itu ditempuh dalam waktu 45 menit. Kendaraan yang digunakan bukan berupa rakit atau perahu karet, melainkan ban-ban truk besar yang dimodifikasi dengan cara menambah tali melintang di tengah juga di seputar ban. Dengan tali yang diletakkan melintang, ban itu dapat kita duduki dan digunakan seperti rakit.

”Sebenarnya goa ini sudah ada sejak dulu, tetapi belum dijadikan tempat wisata. Baru empat tahun terakhir ini, kami memiliki ide menggunakan ban besar untuk rakit,” kata Sigit, pemandu wisata.

Dari markas operator wisata di tepi jalan raya, peserta jelajah goa diajak berjalan kaki sekitar 5 menit untuk masuk ke jalan desa menuju sungai. Setibanya di tepi Sungai Oya, kita duduk di ban. Posisinya bukan seperti menggunakan ban ketika berenang, lho.

Wisata petualangan ini juga bisa dinikmati adik-adik kecil karena mereka dapat kita pangku. Setelah duduk rapi, peserta saling memegang tali yang ada di sisi ban. Ban-ban itu pun terbentuk menjadi rangkaian ”donat” panjang di sungai.

Pemandu wisata yang menggunakan baju selam lalu menarik rangkaian ban itu menuju mulut goa. Mulut goa ini sekitar 10 meter dan panjang sekitar 350 meter. Stalagmit dan stalagtit indah memenuhi goa ini.

Beberapa di antaranya masih aktif, artinya masih dapat bertumbuh menjadi lebih panjang. Semakin dalam kita masuk ke dalam goa, semakin gelap. Air sungai pun semakin dingin. Kedalaman sungai mencapai 15 meter di beberapa lokasi. Tetapi tak perlu khawatir, baju pelampung membuat kita tak tenggelam.

Sinar terang

Di tengah goa ternyata terang. Rupanya ada sinar yang masuk dari goa vertikal. Di atas goa vertikal itu ada rumah yang sedianya digunakan untuk menarik walet yang tinggal di dalam goa. Namun rupanya para walet lebih senang tinggal di goa ketimbang di rumah itu.

KOMPAS/ANASTASIA JOICE Pintu keluar Goa Pindul.
Selain walet, di goa ini hidup pula sekumpulan kelelawar. Mereka tidur dengan kepala di bawah dan air seninya membuat bekas aliran air berwarna kecoklatan di atap goa. Jadi, jika ada yang menetes dari atas goa, hati-hati, ya, bisa jadi itu air seni si kelelawar.

Di goa itu juga terdapat batu, yang menurut legenda setempat, jika dipegang dapat membuat para pria menjadi lebih perkasa. Lebih masuk ke dalam goa, ada pula batu di atap goa yang meneteskan air. Tetesan air ini dipercaya sebagian orang dapat membuat perempuan yang tertetes air ketika lewat di bawahnya menjadi lebih cantik. Wah!

Menjelang akhir petualangan, ada bagian goa yang lebar seperti kolam dan di tepinya ada batu-batu. Kita juga dapat melompat dari tepian batu itu ke sungai. Aman, kok, asal punya nyali. Dari kolam itu, kita bisa berenang ke luar goa dan mengakhiri petualangan. Jadi, jangan lupa membawa baju ganti dan peralatan mandi, ya. (Joice Tauris Santi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com