”Enaknya dinikmati panas-panas begini karena manis dan gurihnya terasa,” ungkap Azwan, pengunjung yang melintas hendak ke Sigli.
Senada diakui Suryati, pengunjung yang hendak mengantar anaknya ke pesantren. Suryati khusus mampir untuk mencicipi pulut hijau yang sering ia dengar kelezatannya itu. ”Memang belum lama ini saya dengar pulut hijau yang cita rasanya gurih dan manis. Ternyata setelah saya cicipi benar beda dengan pulut biasa di warung-warung,” katanya.
Pantauan Kompas.com, Senin (15/9/2014), tak sulit menjumpai pedagang pulut hijau yang memang berjualan di pinggir jalan negara sepanjang kawasan Batee Iliek, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh. Di kawasan tersebut, puluhan warung santai menyediakan pulut hijau bakar yang diletakkan di depan warung.
Menurut Er, seorang pedagang, ia dan pedagang lainnya sengaja meletakkan tempat pembakaran pulut itu di depan warung agar mengeluarkan aroma wangi saat dibakar. ”Untuk menarik minat pembeli yang lewat memang kita sengaja membakarnya di depan warung,” sebut Er yang juga menjual aneka makanan ringan di warungnya.
Dalam sehari, lanjur Er, sepuluh kilogram beras ketan dihabiskan untuk mengolah pulut ketan hijau tersebut. Sedangkan untuk akhir pekan, beras ketan disediakan lebih banyak lagi karena pengunjung yang datang ke lokasi wisata lebih banyak. ”Kalau Sabtu-Minggu pengunjung banyak yang ke Bateeiliek. Pas pulang kebiasaan mampir kemari,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.