Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Harumnya Kopi di Lorong Pasar

Kompas.com - 18/09/2014, 08:17 WIB
AROMA kopi, pengunjung berpakaian necis, dan turis membaur menjadi satu dalam lorong pasar tradisional modern. Harumnya kopi tercium saat menyusuri lorong koridor lantai satu Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Wangi itu berasal dari lima kedai kopi yang berada di sudut pasar.

Sabtu (13/9/2014) sore, puluhan pengunjung memadati kedai kopi tersebut. Mereka berkerumun memadati lorong pasar yang sempit dan tidak terlalu terang. Mereka bukan hanya dari kalangan remaja, melainkan juga eksekutif muda, keluarga, dan turis asing.

Tanpa rasa risi mereka menikmati harumnya kopi di tumpukan kotak kerat dan bangku besi yang ada di pinggir lorong. Beberapa di antara mereka menyeruput kopi sambil bersandar di dinding, membaca buku, memainkan laptop, bahkan berfoto selfie. Dengung suara obrolan, tawa, dan alunan musik jazz bercampur rock alternatif terdengar di penjuru koridor pasar. ”Saya sudah dua kali ke sini. Sengaja untuk cari suasana nongkrong yang beda daripada di mal melulu,” kata Gina (30), salah satu pengunjung.

Berlatih barista

Pasar Santa sebelumnya tak pernah seramai itu. Selama tujuh tahun sejak diremajakan pada 2007, pasar itu mati suri. Banyak kios yang ditinggalkan penyewanya karena rugi.

Namun, sejak Agustus lalu, dua sahabat, yakni Hendri Kurniawan dan Ve Handojo, menyulap kawasan itu menjadi tempat hangout yang unik. Kawasan itu kini menjadi salah
satu ikon tempat nongkrong yang asyik di wilayah Jakarta Selatan.

”Awalnya, kios kami sewa untuk tempat berlatih barista. Namun, untuk menghabiskan biji kopi yang kami punya, dibukalah A Bunch of Caffeine Dealers (ABCD) Coffee,” kata Ve.

Dari mulut ke mulut dan dibantu kekuatan media sosial, kabar seputar kafe baru di Pasar Santa menyebar. Teman-teman Hendrik dan Ve dari komunitas kopi tertarik juga mendirikan kafe.

Belakangan, lapak lain, seperti barbershop, distro, dan warung makan khas Meksiko, turut meramaikan Pasar Santa.

Menghidupkan pasar

Pasar Santa kini kembali berdenyut dengan hadirnya kedai kopi. Mereka tidak hanya menarik konsumen baru yang lebih gaul, tetapi juga manfaat ekonomi bagi para pedagang kebutuhan pokok. Paling tidak, para pemilik kafe butuh pasokan rokok, gula, dan air mineral.

”Dua bulan lalu saking sepinya saya hanya menjual setengah bungkus rokok dalam sehari. Sekarang bisa sampai lima hingga enam bungkus. Pembeli saya sekarang rata-rata belinya satu bungkus, enggak ngecer lagi,” kata Warsih (62), pedagang nasi bungkus dan rokok.

Selain itu, para penjahit juga mulai ikut kecipratan. Karena kebaikan pemilik kedai, Eka (61), penjahit dipersilakan menitipkan brosur dan kartu namanya di ABCD Coffee. ”Pemiliknya yang memberi ide untuk membantu mempromosikan usaha saya,” katanya.

Kepala PD Pasar Jaya Djangga Lubis melihat kreativitas para pemilik kedai kopi ini sebagai cara menghidupkan kembali pasar. ”Saat ini, persaingan semakin ketat. Banyak minimarket yang berfungsi ganda sebagai tempat nongkrong. Kami akan jadikan pasar sebagai tempat nongkrong,” katanya.

Langkah untuk menarik para calon wiraswasta, misalnya, melalui menetapkan harga sewa yang murah, sekitar Rp 3 juta per tahun untuk kios ukuran 2 x 2 meter. (A06)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com