Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel-Warga Perlu Jalin Kerja Sama

Kompas.com - 19/09/2014, 09:12 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti gencar menggalakkan kerja sama antara hotel-hotel dan masyarakat di sekitar lingkungannya sebagai bentuk usaha untuk mempertajam dan menumbuhkan ekonomi kreatif yang diharapkan makin mengangkat perekonomian Yogyakarta di satu sisi dan kebudayaan sisi lain.

”Hotel-hotel megah itu yang berada di lingkungan kehidupan masyarakat harus membuka pintu belakangnya. Artinya, membuka diri untuk ikut membangkitkan kehidupan ekonomi warga setempat dengan langkah kreatif. Misalnya, warga di lingkungan hotel itu memiliki sebuah kesenian. Penghuni hotel diminta menyaksikan kesenian tersebut yang sengaja dikemas sebagai paket pelayanan dari hotel itu,” kata Wali Kota Yogyakarta saat menerima kunjungan Forum Komunikasi Daerah (FKD) Kompas-Gramedia Yogyakarta, Selasa (16/9/2014).

Kunjungan FKD berkaitan dengan kerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Semarak Kuliner Yogyakarta. Kegiatan ini akan digelar pada 24-26 Oktober di Plaza Ngasem, Yogyakarta.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Prajurit Bugisan mengawal Gunungan Kakung yang dibawa dari Keraton Yogyakarta menuju ke Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada acara tradisi Grebeg Maulud, Rabu (16/2/2011).
Menurut Haryadi, kebersamaan hotel dan masyarakat sekitar perlu saling memperkuat. Khusus dalam kesenian atau kebudayaan amat strategis. Pemerintah menyediakan ruang terbuka untuk sebuah pentas pertunjukan dan pihak hotel membawa tamunya menyaksikan.

”Ini cukup menolong perekonomian rakyat sekitar hotel. Di samping grup kesenian itu hidup dan berkembang juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari pembayaran pertunjukan tersebut dari hotel. Masyarakat lainnya juga bisa menjajakan makanan khas tradisional yang bisa dibeli oleh tamu hotel,” katanya.

Ekonomi kreatif bukan hanya usaha untuk menciptakan produk inovatif dalam kerajinan, seni rupa, pakaian, kaus-kaus bergambar, dan lainnya, melainkan juga memiliki cakupan kreatif yang harus dibantu kebijakan pemerintah. Pernah ada hotel membelikan 30 mesin cuci untuk warga di sekitarnya. Itu untuk kebutuhan warga dan juga mencuci pakaian tamu hotel.

Menurut Haryadi, apa yang sudah terjadi kerja sama antara masyarakat dan pebisnis nantinya akan dibuatkan peraturan wali kota. ”Ini baru tahap-tahap perintisan. Nanti akan kami wajibkan dalam bentuk peraturan wali kota,” katanya.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Anak-anak mementaskan tari Grasak Bocah saat tampil di Festival Lima Gunung XIII di Dusun Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (24/8/2014). Festival tahunan yang telah berlangsung selama 13 tahun ini menjadi tempat berkesenian warga desa. Dari berkesenian itu mereka saling membangun relasi kekeluargaan dan kebersamaan.
Rintisan mendekatkan masyarakat dengan pihak pebisnis hotel ini tampak dalam Festival Lima Gunung di Kabupaten Magelang. Seorang pegiat seni, Tanto Mendut, sudah merintis kegiatan festival ini lebih dari 10 tahun.

Festival Lima Gunung sudah berlangsung 10 kali atau 10 tahun. Banyak turis asing yang menginap di hotel-hotel di seputar Candi Borobudur menyaksikan festival yang berlangsung di desa-desa seputar lima gunung (Merbabu, Merapi, Sindoro, Sumbing, dan Gondang). Ini cukup memberi gerak perekonomian seputaran kabupaten Candi Borobudur dan desa lain. (TOP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com