Hal itu disampaikan Serang dalam perayaan 25 tahun Sanggar Alam, sanggar kesenian asuhannya, sekaligus peringatan 75 tahun usianya yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (21/9/2014). Perayaan itu dipersembahkan oleh Patti Seery, warga Amerika Serikat yang merupakan sahabat lama Serang sekaligus pemerhati kebudayaan Indonesia.
Perayaan yang dihadiri sekitar 100 undangan itu dimeriahkan dengan pentas beragam kesenian tradisional Sulsel di atas kapal pinisi Silolona dan Si Datu Bua yang berjangkar di lepas Pantai Makassar. Kedua kapal tradisional khas Bugis-Makassar milik Seery itu merupakan kapal wisata pesiar.
Pementasan yang ditampilkan di atas geladak Si Datu Bua itu antara lain tari Manganda, Salonreng, musik Karombe, tanjidor, dan atraksi Paraga. Ada pula tari Mappakase’re, tarian yang memadukan kebudayaan empat etnis di Sulsel, yakni Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar.
”Bangsa kita kaya akan budaya, tetapi seperti tidak tahu mau diapakan. Kita harus melestarikan kebudayaan ini,” kata Serang yang telah berkiprah di dunia kesenian baik sebagai pemain maupun pembuat gendang sejak usia sembilan tahun.
Sebagai seniman, Serang kerap diundang tampil di berbagai acara internasional untuk menunjukkan kepiawaiannya menabuh gendang. Ia juga telah mengajar ribuan murid dari dalam dan luar negeri untuk bermain gendang tradisional Sulsel.
Dalam acara kemarin, Serang turut menampilkan kebolehannya memainkan gendang. Pada kesempatan pertama, ia mengisi gendang dalam musik yang mengiringi pementasan tari Salonreng. Berikutnya, Serang tampil bersama kelompoknya—yang terdiri atas anak, cucu, dan saudara—memainkan aransemen gendang gubahannya yang diberi judul ”Tunrung Rinci”.
Seery, yang menjalankan bisnis wisata pesiar pinisi keliling Nusantara sejak sepuluh tahun lalu, mengatakan, Serang adalah sosok seniman kelas dunia yang keterampilannya menabuh gendang sangat langka. ”Dia seperti arsip hidup untuk musik-musik kuno yang sudah jarang sekali ada di dunia,” tuturnya. (ENG)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.