Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedanya Citarasa Kopi di Setiap Daerah

Kompas.com - 22/09/2014, 19:12 WIB

MESKIPUN hanya ada dua jenis, yakni kopi arabica dan robusta, namun rasa dan aroma kopi akan berbeda jika ditanam di tanah dan daerah yang berbeda. Perbedaan itulah yang membuat citarasa kopi di setiap daerah memiliki kekhasannya sendiri.

Manggar
Masyarakat Manggar di Pulau Belitung yang dahulu adalah pekerja tambang timah, memiliki kebiasaan untuk menikmati segelas kopi sebelum bekerja di tambang. Itulah sebabnya puluhan warung kopi bermunculan di daerah ini. Dengan kemampuan meracik kopi sesuai resep turun temurun dari nenek moyang mereka, rata-rata kopi yang mereka seduh berasal dari jenis kopi robusta yang didatangkan khusus dari Lampung.

Perbedaan cara menyeduh terletak pada cara merebus air kopi lalu menuangkannya ke dalam saringan kaus. Setelah itu, air akan disaring hingga dua kali tuang dalam cerek. Hasilnya, kopi Manggar terasa sangat ringan dan tidak asam di lambung.

Aceh Gayo
Rasanya belum ke Aceh jika belum merasakan nikmatnya segelas kopi Aceh yang berkualitas tinggi. Dalam penyajiannya. kopi Aceh diseduh dahulu di dalam panci hingga mendidih. Setelah itu, baru disajikan dalam gelas yang telah diisi dengan susu dan gula. Masyarakat setempat memang identik dengan kebiasaan minum kopi yang tak lekang waktu. Tak heran banyak sekali kedai kopi yang bisa ditemukan di sana. Menu kopi di Aceh ditawarkan dalam rupa kopi hitam, kopi susu, dan yang orisinal khas Aceh, kopi sanger.  

Wamena
Berada di ketinggain 1.600 Mdpl, kopi Wamena bisa masuk dalam kategori kopi organik. Betapa tidak, kopi yang tumbuh di sepanjang pegunungan Wamena menghasilkan jenis kopi arabika yang terkenal akan aromanya yang kuat, namun rasa dan sensasinya sangat nikmat. Kopi Wamena yang terbilang ringan cenderung membuat orang merasa rileks.

Lampung
Kopi Lampung sudah sangat terkenal bukan hanya di Indonesia tapi juga seantero dunia. Kopi berjenis arabica ini masuk dalam kategori black coffee . Selain ciri khas berwarna hitam pekat, aroma pahitnya cukup kuat, berkafein paling tinggi, dan memiliki sedikit rasa asam. Kopi ini tepat dinikmati dengan cara memanaskan air hingga ke titik didih maksimal. Selanjutnya, air panas tersebut dituangkan ke dalam gelas yang telah diisi kopi tanpa campuran gula. Baru setelahnya sesuaikan rasa manis yang diinginkan.

Toraja
Dibedakan menjadi kopi Toraja arabika dan kopi Toraja robusta, kedua jenis kopi ini memiliki kandungan asam yang cukup rendah. Berbeda dengan kopi jenis lainnya, kopi Toraja ini tidak meninggalkan rasa pahit, sensasi rasa pahit langsung hilang seketika pada tegukan pertama. Umumnya rasa kopi Toraja serupa dengan kopi Sulawesi yaitu memiliki rasa khas tanah dan hutan dengan kandungan asam rendah, hal ini sangat dipengaruhi oleh proses pemetikan biji kopi menggunakan teknik tertentu.

Kintamani
Kopi ini dihasilkan di kawasan Bangli, Bali yang terkenal akan hawa pegunungannya yang sejuk. Memiliki aroma yang lembut dan manis, kopi Kintamani diperoleh dari perkebunan yang menggunakan sistem pengairan subak.

Flores
Di pasar penikmat kopi Amerika, kopi Flores dikenal berbiji besar, warna berkilau, dan aroma cokelat yang kuat, serta mampu menyajikan rasa berat di lidah dengan tingkat keasamaan yang tinggi. Kopi arabika ini berasal dari kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. (Erni, Caroline)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com