Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Bir Jerman di Paulaner Brauhaus

Kompas.com - 23/09/2014, 12:16 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Paulaner adalah merk bir tradisional Jerman. Bir ini sudah ada sejak abad ke 18. Di Jerman aslinya bir di brew atau dibuat sendiri di rumah pembuatan bir. Bukan kalengan atau botolan di pabrik. Biasanya rumah pembuatan bir menyatu dengan kedai atau restoran yang menyajikan bir. Jadi bir-nya langsung dialirkan dengan lorong atau pipa dari tempat terakhir bir dibuat.

Bisa juga bir yang sudah jadi dikirim dengan tong khusus buat mengangkut bir. Tujuannya adalah menjaga cita rasa bir sampai di gelas terakhir.

Bagaimana rasa bir yang bukan pabrikan? Jelas beda. Berani mengatakan bir botolan atau kalengan rasanya tak jauh beda dengan minuman bersoda sementara bir Jerman rasanya sangat tradisional khas Bavaria. Kompas.com menemukan bir semacam ini di Paulaner Brauhaus. Di sini bir yang disajikan di-brew sendiri di salah satu sudut Hotel Kempinski, Jakarta.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Hell dan Dunkel, dua jenis bir di Paulaner Brauhaus.

"Bir kami dibuat dari gandum yang dibawa langsung dari Jerman," kata Arie Susanto, Brewmaster atau ahli membuat bir Hotel Kempinski, Jakarta.

Paulaner Brauhaus memang berada di bawah manajemen Hotel Kempinksi jadi pembuatan bir-nya juga di bawah pengawasan hotel. Arie menjelaskan, yang utama adalah higienis karena prosesnya sangat sensitif terhadap bakteri.

Pembuatan bir sendiri memakan waktu yang cukup lama yaitu 1 bulan. Setelah selesai, bir–bir ini dialirkan langsung ke Paulaner melalui pipa dari tempat pembuatan bir.  Jadi caranya autentik tradisional Jerman.

Apa yang membedakan bir Paulaner dengan bir botolan. "Bir kami segar tidak disaring. Kalau botolan karakternya tidak kuat karena protein dan rasa gulanya disaring. Makanya bir kami lebih kental," ujar pria lulusan sekolan pembuatan bir di Jerman ini.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Keiserschmarrn atau emperor pancake khas Jerman dengan saus apel.

Di Paulaner Brauhaus terdapat 2 jenis bir yaitu hell atau lager atau light atau biasa disebut bir saja. Satu lagi adalah dunkel atau dark beer atau bir hitam. Para tamu bisa memilih sesuai selera. Bir yang light atau bir biasa memang tekturnya lebih ringan dan rasanya juga lebih enteng dan segar. Kalau hitam sedikit lebih pekat di tenggorokan.

Untuk menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia, Paulaner menyediakan bir berwarna. Ada bir warna merah, kuning, atau orange. Bir ini adalah bir yang dicampur dengan berbagai rasa buah–buahan. Merah dicampur dengan sirup strawbery. Kuning  dicampur dengan sirup leci. Orange adalah bir yang dicampur dengan jus mangga.  Bir berwarna cocok buat para pemula karena rasa bir-nya agak mundur sedikit tersamarkan oleh rasa buahnya. 

Menu makanan yang disajikan juga adalah makanan khas Jerman. Kompas.com merekomendasikan Emperor Pancake yang dalam bahasa Jermannya keiserschmarrn. Begitu dihidangkan, aroma khas mentega dan susu-nya menyengat hidung. Saking menggodanya, tak sadar tenggorokan sampai menenggak mulut yang masih kosong.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Steak Ayam Hunter
Berbeda dengan pancake biasa, pancake Jerman disajikan setelah dihancurkan tetapi tidak sampai halus. Jadi hancurnya masih kepingan kasar. Colekannya bukan cokelat atau sirup buah tetapi saus apel segar bersama wheap cream. Dalam adonan pancake dicampur kismis, kacang almond, termasuk karamel. "Gulanya dibikin karamel baru dimasukin ke adonannya," kata William Wijaya, juru masak di Paulaner Brauhaus.

Rasa pancake ini memang bukan seperti pancake murahan. Daging pancakenya tebal dengan tekstur yang tidak terlalu lembut membuat pancake ini tak terasa tekstur kue bolu-nya. Dicolek dengan saus apel yang asam menjadikan aroma susu dan menteganya tidak terlalu enek di mulut.

William menambahkan, "Masakan Jerman memang identik dengan manis dan asam vinegar. Memang biasa campurannya seperti itu".

Porsinya ada 2 macam, bisa porsi besar atau porsi satuan. Biasanya pancake ini dimakan bersama teman–teman disajikan dalam porsi besar ditengah meja. Porsi satuannya saja sudah banyak dan mengenyangkan apalagi dalam porsi besarnya. Cocok buat bersantai sore atau lapar tengah malam.  

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Meat Loaf Pork khas Jerman dengan telor sebagai sausnya.

Untuk makanan besar William merekomendasikan steak ayam Hunter Style. Irisan daging ayam yang digoreng dengan tepung roti. Dilumuri saus jamur yang creamy. Khas Jermannya adalah irisan kentang yang ditumis dengan bumbu rempah Eropa termasuk rempah Marjoran.  Di beberapa negara Marjoran biasa juga disebut Oregano. Rempah ini memberikan aroma yang khas.

Bagi yang biasa memakan daging babi atau pork, William menyediakan Meat Loaf Pork. Daging babinya dipanggang atau grill biasa dengan tingkat kematangan medium done atau di atas setengah matang tapi belum matang. Disajikan dengan telor goreng. "Di Jerman telor berfungsi sebagai saus," kata William. Makanya telor digoreng setengah matang yang pas. Ditambah tumis bawang bombay dan kentang salad.    

Bon appetit brüder. Selamat menikmati kuliner khas tanah Bavaria.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com