Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perahu Tercepat Sedunia: Sandeq!

Kompas.com - 26/09/2014, 00:28 WIB
Sekira pukul 10.30 WIT, panitia mengumumkan bahwa di balik pulau To'salama perahu sandeq AIM Benar disalip oleh perahu Puteri Sulbar. Benar saja, ketika mereka muncul di di Teluk Mandar, perahu yang disponsori Bupati Majene Haji Kalmakata itu memimpin etape Ujung Lero - Pantai Bahari Polewali Mandar pada Sabtu, 13 September 2014 pada "Sandeq Race 2014" .

Para penonton yang berada di dermaga Pantai Bahari Polewali mandar pun riuh bertepuk tangan. Meski tepukan dan suara mereka kalah oleh debur gelombang laut di Teluk Mandar, namun ekspresi riang para penonton menambah semangat para awak Sandeq yang sedang memacu perahunya ke daratan.

Setelah berjarak sekitar 200 meter, tampaklah Para awak Puteri Sulbar yang berjumlah delapan orang berpakaian jingga itu dengan gagah memasuki Teluk Mandar. Disusul pada posisi kedua perahu Brest Perancis yang disponsori Kadis Disporapar Sulawesi Barat, dan ketiga Bintang Timur yang disponsori oleh Koran Sindo.

Sementara di kejauahan di sekitar Pulau Battoa, sejumlah perahu sandeq terus berpacu menuju Teluk Mandar yang menjadi etape ketiga, setelah sebelumnya mereka menyelesaikan etape kedua dari Ujung Lero.

Tak lama kemudian, muncul perahu Merpati di posisi keempat dan Rahmat Ilahi di posisi kelima. Disusul oleh Halilintar, Dondori, Surya Persada, Sampurna, bersaing ketat. Ain benar yangbpada awalnya diperkirakan bakal memimpin di atape ini, sekarang terseok-seok dan harus bersaing ketat dengan Merpatih Putih.

Seluruh peserta Sandeq Race 2014 harus menyelesaikan enam etape, mulai dari Makassar dinPelabuhan Barru, Barru-Ujung Lero, Ujung Lero-Polman, Polman-Majene, Majene-Banua Sendana, Banua Sendana-deking, deking-Mamuju. Mereka akan mengarungi laut sepanjang kurang lebih 200 km dengan total hadiah 400 juta rupiah.

***
Sandeq adalah Mandar, karena sandeq lahir dari suku Mandar. Sebelumnya, perahu mereka bernama Pakur, yakni jenis perahu bercadik masih kasar bentuknya dan lebih lebar. Pakur kemudian berevolusi, menjadi sandeq. Pertimbangannya untuk kecepatan. Itulah sebabnya, bentuk ideal Sandeq adalah seperti jantung pisang jika dilihat dari muka. Dan soal kecepatan, konon sandeq adalah perahu tercepat sedunia.

Perahu sandeq adalah perahu tradisional suku Mandar. Suku Mandar ini mendiami pulau Sulawesi bagian barat. Suku Mandar dikenal sebagai suku yang hidup dominan di wilayah maritim atau laut. Tak heran, banyak kalangan menilai bahwa mandar adalah pelaut ulung yang melintasi luasnya lautan dengan keberaniannya menggunakan perahu sandeq.

Penamaan sandeq berasal dari bahasa mandar yang sama “sande’” yang berarti runcing, sebagaimana bentuk perahu tersebut yang memang nampak runcing di bagian haluan dan buritannya. Haluan dan buritan ini masing-masing disebut sebagai paccong, paccong uluang untuk haluan dan paccong palaming untuk buritan.

Menurut penelusuran pengamat budaya Mandar, Dahri Dahlan, perahu sandeq lahir pada tahun 1930-an di Pambusuang, salah satu desa pelaut yang sekarang berada dalam kecamatan Balanipa. Sebelum tiba pada generasi perahu sandeq yang sekarang dapat kita lihat di sepanjang pantai di Mandar, ada beberapa jenis perahu yang terus mengalami perubahan bentuk hingga tiba pada bentuk mutakhir sandeq.

Sandeq yang kita kenal kini adalah perubahan dari bentuk dan jenis pakur. Bentuknya lebih besar dan agak kasar dibandingkan dengan generasi sandeq yang lebih ramping. Layar yang masih berbentuk segi empat dengan menggunakan dua bon dan satu layar. Dahulu, selain digunakan untuk mencari ikan, pakur juga digunakan sebagai alat transportasi laut utama untuk mengekspor bahan pangan dan lainnya, misalnya gabah, kapur, madu, dan sarung sutra ke berbagai tempat di seluruh nusantara.

Tidak hanya sampai di situ, perahu jenis pakur juga merupakan sebuah bentuk perubahan dari perahu olang mesa. Olang mesa hampir sama bentuknya dengan pakur namun memiliki sedikit perbedaan pada bagian layar. Jadi jelaslah bahwa sande’ adalah sebuah perahu dengan hasil rancangan manusia mandar dengan pikiran yang sistematis sesuai dengan tuntutan zaman. Berikutnya kita akan membahas perahu sande’ dari ciri-ciri atau bentuknya.

Ciri-ciri perahu sandeq

Lebih jauh Dahri mengungkap, ciri-ciri perahu sande’ adalah (1) bercadik: sejenis sayap yang terdapat di bagian badan perahu sebagai penyeimbang, jumlahnya ada dua, satu di bagian haluan dan satu di bagian tengah perahu. Penyeimbang atau cadik ini disebut sebagai baratang. Untuk bagian haluan disebut baratang uluang dan untuk bagian tengahnya disebut baratang palaming. Pada masing-masing ijung cadik ini dipasang bambu sebagai penyeimbang. Bambu inii disebut sebagai palatto. Untuk menghubungkan antara baratang dan palatto ini dibutuhkan sebuah kayu yang berbentuk siku lagi atau berbentuk huruf L terbalik, dan kayu ini disebut sebagai tari’, jumlahnya ada 4 untuk masing-masing ujung baratang atau katir.

Karena sandeq adalah perahu tradisional yang hanya mengandalkan angin sebagai tenaga pelayaran utamanya (sekarang ada beberapa sande’ yang dipasangi perahu motor) maka tentunya perahu ini membutuhkan layar. (2) layar perahu sandeq berbentuk segi tiga, tiangnya disebut pallayarang dan untuk bon atau andang-andangnya disebut sebagaii peloang, berasal dari kata pelo’ yang berarti gulungan, karena saat selesai berlayar, layar perahu sandeq digulung pada peloangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com