Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Bayar Sekolah Pakai Sampah

Kompas.com - 29/09/2014, 19:17 WIB
advertorial

Penulis

Sesuatu yang Anda anggap sampah bisa jadi merupakan sebuah harta bagi orang lain, seperti para ibu rumah tangga dari Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulul, Palembang. Apa yang dilakukan ibu-ibu ini sangatlah mulia, karena selain berhasil membuat lingkungan tempat tinggal menjadi lebih bersih dan nyaman, mereka juga bisa menyekolahkan anak-anak mereka.

Mungkin Anda tak pernah menyadari bahwa tumpukan sampah mampu menghasilkan sejumlah uang. Berbeda dengan Syalfitri dan juga para ibu rumah tangga lainnya, yang berprofesi sebagai penggiat Bank Sampah Junjung Birru. Berawal dari kesadaran Syalfitri beserta warga setempat untuk menjaga kebersihan lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan upaya pengurangan sampah, tepatnya membuat bank sampah. Syalfitri juga mengajak para ibu rumah tangga lainnya untuk mengumpulkan sampah untuk dipilah dan ditampung, baru kemudian dijual kepada pengumpul sampah untuk didaur ulang.

-

“Awalnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak warga yang enggan karena menganggap bank sampah tidak ada gunanya ,“ ujar Syalfitri saat ditanya mengenai awal mula penerapan bank sampah.

Namun, Syalfitri tak putus asa. Ia tetap giat melakukan edukasi dan sosialisasi kepada warga. Seiring dengan berjalannya waktu, pola perilaku warga pun berubah. Perlahan tapi pasti, satu per satu mulai bergabung dalam komunitas bank sampah. Mereka mulai terbiasa memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah non-organik yang terpilih dan terkumpul inilah yang dijual kepada pengumpul sampah. Uang hasil penjualannya dijadikan tabungan, sementara sampah organik diolah menjadi kompos.

“Kami kumpulkan di tempat khusus yang telah disediakan, untuk diolah secara sederhana menjadi kompos dengan diberi decomposer,” jelas Syalfitri yang merupakan Lurah Tuan Kentang.

Di luar perkiraan awal, pembuatan kompas tersebut ternyata turut menambah pendapatan anggota komunitas bank sampah. Keuntungan inilah yang mendorong minat warga untuk turut berpartisipasi serta meningkatkan jumlah anggota. Hebatnya lagi, kegiatan ini juga tak hanya mampu menarik perhatian golongan ibu rumah tangga saja, tetapi juga generasi muda. Tak hanya itu saja, pengelolaan bank sampah kini telah merambah ke usaha kerajinan tangan berbahan limbah kertas, plastik dan lain-lain.

Upaya yang dilakukan Syalfitri bersama warga Kelurahan Tuan Kentang ini sejalan dengan Program Sobat Bumi Pertamina dan juga Program Palembang Kota Emas, terutama dalam hal kepedulian lingkungan hidup. Oleh karena itu, Pertamina Marketing Operation Region II memberikan bantuan berupa sarana dan prasaran bank sampah serta dukungan untuk jaringan pemasaran produk. Bantuan tersebut diserahkan oleh Area Manager S&D Sumbagsel Gatot Ruseno.  

Bank Sampah Junjung Birru juga menjalankan sebuah program sekolah taman kanak-kanak yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia 7 tahun ke bawah, dimana setiap orang tua murid dapat membayar biaya sekolah dalam bentuk sampah yang telah dipilah. Selain itu, Bank Sampah Junjung Birru juga mengelola pusat pelayanan kesehatan bagi warga yang telah berusia lanjut. Seperti halnya biaya sekolah, biaya pengobatan di tempat ini juga dapat dibayar dengan sampah. 

Jadi, jangan pernah meremehkan sampah. (adv)

-
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com