Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Sunyi di Pulau Raja

Kompas.com - 10/10/2014, 13:51 WIB
PULAU seluas 158 hektar ini terletak di Laut Sulawesi, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Memiliki pantai berpasir coklat dan putih, Pulau Raja menjadi pilihan bagi wisatawan untuk menikmati kesunyian. Hutan kecil di pulau itu dan aneka burung di dalamnya menambah kenyamanan berdiam di pulau ini.

Warga menyebut pulau ini dengan nama Motutuo, yang berarti pulau berbentuk kerucut atau menyerupai gunung. Gundukan bukit di tengah pulau memang menyerupai gunung kecil dari kejauhan. Sekeliling pulau dipenuhi pantai berpasir dan sebagian lagi bebatuan.

Pulau Raja berjarak sekitar dua jam perjalanan dengan mobil dari Kota Gorontalo. Setiba di Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo Utara, perjalanan menuju pulau dilanjutkan dengan perahu milik nelayan yang bisa disewa. Setiap pengunjung dipungut ongkos Rp 50.000 untuk antar dan jemput ke pulau.

Perjalanan dari darat ke pulau memakan waktu sekitar 20 menit. Namun, jika gelombang tinggi, waktu tempuh bisa mencapai 30 menit. Sensasi empasan gelombang yang menghantam perahu bisa membuat jantung berdebar. Pengunjung disarankan memakai baju pelampung saat berperahu ke Pulau Raja.

Di pulau ini tersedia gubuk kecil yang bisa memuat lima orang untuk tidur di dalamnya. Pengunjung juga bisa mendirikan tenda di sekitar gubuk yang berbentuk panggung itu. Untuk makanan selama berlibur di Pulau Raja, wisatawan bisa membawa bekal sendiri atau memesan masakan ikan kepada nelayan setempat.

Rekreasi yang bisa dinikmati di Pulau Raja antara lain mandi di laut, menyelam mengamati terumbu karang, memotret matahari tenggelam, dan menyaksikan ribuan kelelawar saat matahari mulai tenggelam. Tentu saja menikmati menu ikan bakar di pantai adalah kenikmatan yang tak kalah nikmat.

Deburan ombak dan kicauan burung juga menambah kenyamanan berwisata di Pulau Raja. Bagi penikmat sunyi, sangat cocok berdiam dan menikmati suasana di Pulau Raja. Jauh dari kebisingan dan rutinitas sehari-hari, tempat ini tepat bagi yang ingin melepaskan penat.

Namun, untuk dapat berwisata di Pulau Raja, pengunjung harus mengantongi izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Gorontalo. Pulau ini merupakan kawasan Cagar Alam Popaya Mas Raja, yang terdiri dari tiga pulau, yakni Pulau Popaya, Mas, dan Raja. Wisata di Pulau Raja juga bersifat terbatas atau termasuk kategori wisata minat khusus.

Pulau Popaya, Mas, dan Raja menjadi habitat penting empat jenis penyu, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu belimbing hijau (Chelonia mydas). Jika beruntung, pengunjung dapat menyaksikan penyu bertelur di pulau-pulau itu.

Menurut petugas BKSDA Seksi Konservasi Wilayah Gorontalo, Ismail Kulupani, yang bertugas menjaga Cagar Alam Popaya Mas Raja, wisatawan asing beberapa kali menginap di Pulau Raja. Mereka, antara lain, berasal dari Inggris, Spanyol, dan Banglades. Mereka menginap di Pulau Raja selama 7-14 hari.

”Turis asing itu menyukai kesunyian di Pulau Raja. Bahkan, beberapa dari mereka sama sekali tidak mau dibawakan makanan untuk keperluan sehari-hari. Mereka lebih memilih bertahan hidup dengan memakan apa yang ada di pulau, termasuk memancing ikan,” ucap Ismail, beberapa waktu lalu.

Wisatawan nusantara yang pernah berkunjung ke Pulau Raja, Vice Admira (28), asisten di kantor Ombudsman Perwakilan Provinsi Gorontalo, mengatakan, pantai Pulau Raja relatif bersih dan nyaman untuk mandi di laut. Selain itu, ketenangan suasana di Pulau Raja sangat nyaman untuk sarana melepaskan lelah dari rutinitas pekerjaan sehari-hari.

”Saya paling suka saat menikmati makanan di Pulau Raja. Makan di tepi pantai yang sunyi berteman deburan ombak dan desiran angin itu, menurut saya, luar biasa,” ujar Vice.

Kurang promosi

Menurut Wakil Ketua Himpunan Pariwisata Provinsi Gorontalo Harmin Hani, Gorontalo punya banyak potensi wisata minat khusus. Selain Pulau Raja, beberapa obyek wisata lain di provinsi itu adalah Suaka Margasatwa Nantu, Cagar Alam Panua, dan Cagar Alam Tanjung Panjang. Selain menawarkan keindahan alam, obyek wisata itu juga menyajikan atraksi satwa langka endemik Sulawesi.

”Di Nantu, pengunjung dapat menyaksikan anoa, babi rusa, monyet, dan aneka burung saat berkumpul di mata air Adud di dalam hutan Nantu. Atraksi semacam itu banyak disukai turis asing,” kata Harmin.

Namun, lanjutnya, kebanyakan obyek wisata minat khusus di Gorontalo kurang dikelola dengan baik, terutama dalam hal promosi. Padahal, potensi yang dimiliki obyek wisata di Gorontalo itu cukup besar, tak kalah dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air. Obyek wisata itu menawarkan keaslian alam dan keheningan yang banyak disukai turis asing.

”Turis asing lebih suka tinggal di gubuk dalam hutan ketimbang di hotel mewah. Sayangnya, potensi di Gorontalo tidak dikelola dengan baik, termasuk dalam hal promosi,” kata Harmin lagi. (ARIS PRASETYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com