"Pada saat pelaksanaan pemilu anggota legislatif maupun presiden beberapa waktu lalu permintaan perjalanan wisata dari masyarakat mengalami penurunan," katanya di Semarang, Selasa (21/10/2014).
Menurut Joko, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan saat ini. Bahkan hingga akhir tahun mendatang permintaan wisata ke luar negeri mendominasi paket perjalanan wisata.
"Meski demikian kami tidak menargetkan peningkatan di tahun ini sama dengan tahun lalu. Kalau tahun lalu sekitar 20 persen tetapi tahun ini cukup 5-10 persen," jelasnya.
Joko mengakui, padatnya agenda politik di tahun ini mengakibatkan sebagian besar masyarakat enggan atau menunda perjalanan wisata mereka ke luar negeri.
"Mereka ingin mengikuti dinamika politik tanah air, sehingga lebih memilih untuk menunda liburan menjadi tahun depan," jelasnya.
Joko mengatakan pada pelaksanaan pemilu lalu grafik pertumbuhan perjalanan wisata mengalami penurunan lebih dari 50 persen. Jika biasanya dalam sebulan pihaknya bisa memberangkatkan atau kedatangan 6-10 grup, pada bulan-bulan pemilu lalu hanya 1-2 grup.
"Sebagian besar pemesan dari kalangan perorangan memesan untuk liburan Natal dan akhir tahun, tujuan yang banyak dipilih di antaranya di Singapura, Thailand, dan Tiongkok," jelasnya.
Sedangkan untuk konsumen dari perusahaan kebanyakan melakukan pemesanan untuk tujuan ke Yogyakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.