Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2014, 15:12 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

SEORANG wisatawan mancanegara dan domestik belumlah mengenal Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam menghabiskan waktu liburannya, apabila tak berwisata ke Air Terjun Cunca Rede. Air Terjun Cunca Rede tertinggi di Flores Barat. Diperkirakan tinggi air terjun ini adalah 70 meter. Air terjun ini terletak di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Flores bagian Barat, NTT.

Air terjun ini adalah satu-satunya air terjun yang berada di Kabupaten Manggarai Timur. Air terjun ini berada di Kawasan Taman Wisata Alam Ruteng (TWAR) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Ruteng. Air Terjun Cunca Rede berada di bawah kaki Gunung Ranaka. Untuk sampai ke air terjun ini tidaklah sulit bagi wisatawan asing dan domestik. Kesulitan saat ini adalah peta menuju ke lokasi air terjun tersebut belum ada.

Bagi wisatawan yang datang dari arah Labuan Bajo, tempat binatang ajaib Komodo hidup menyusuri ke arah timur sambil melewati persawahan Lembor dan menikmati kota dingin Ruteng. Lalu dari Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, para wisatawan terus bergerak ke arah timur di jalan Transflores Labuan Bajo-Maumere sambil menikmati panorama alam yang masih asli di Pulau Flores Bagian barat. Sebelum ke air terjun tersebut yang berada di dalam kawasan hutan, wisatawan juga dapat mengunjungi Danau Ranamese yang terletak di pinggir jalan Transflores.

Dari situ, wisatawan terus menuruni sejumlah kampung yang berada di kiri kanan jalan Transflores sampai di Kampung Paka. Setiba di Kampung Paka, wisatawan melintasi jalan perbukitan dan lereng yang bisa ditempuh dalam waktu dua jam karena jalannya masih rusak parah. Disarankan pengunjung ke air terjun tersebut tidak bisa menggunakan kendaraan roda dua, karena jalannya masih bebatuan. Belum diaspal. Pengunjung akan melintasi beberapa kampung sampai tiba di Kampung Ntaur. Dari kampung Ntaur, wisatawan akan didampingi pemandu lokal untuk menuju ke lokasi air terjun Cunca Rede tersebut.

Sebelum wisatawan tiba di air terjun itu, wisatawan melewati persawahan dan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro Waemusur dan melewati kali sebelum menuju hutan di sekitar Air Terjun Cunca Rede. Ketika tiba di dekat air terjun, pengunjung mendengarkan bunyi air dari kejauhan dan begitu tiba di air terjun itu, rasa lelah dalam perjalanan segera hilang karena menikmati keindahan air terjun Cunca Rede.

Bagi pengunjung dari arah Timur, seperti dari Maumere, wisatawan melintasi beberapa kabupaten di Pulau Flores, yakni Kabupaten Ende, Nagekeo, Ngada dan tibalah di jembatan perbatasan antara Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur. Nama jembatan perbatasan itu adalah Jembatan Waemokel.

Dari jembatan perbatasan itu, wisatawan menempuh perjalanan 1,5 jam menuju ke Borong, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur. Dan dari Borong menuju ke Kampung Paka, ditempuh dalam waktu 15 menit dan pemandu mengarahkan perjalanan menuju ke Air Terjun Cunca Rede.

Selasa (21/10/2014) pagi dengan  modal nekat, Kompas.com bersama dengan seorang jurnalis lainnya sangat penasaran dengan cerita tentang Air Terjun Cunca Rede. Wartawan yang penasaran itu  diundang secara mendadak oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral Manggarai Timur untuk melihat proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang berada di Kampung Ntaur. Nah, kesempatan itu dimanfaatkan untuk melihat dari dekat keindahan Air Terjun Cunca Rede bersama dengan Camat Ranamese, Galus Ganggus.

Dari rasa penasaran tentang air terjun ini, Kompas.com dengan penuh semangat mengabadikan kesempatan langka dan terindah ini sekaligus mempromosikan keunikan pariwisata di Pulau Flores agar semakin dikenal di dunia luar.

Kompas.com bersama wisatawan lokal dipandu langsung oleh pemandu lokal, Marselinus Nahas dari Kampung Ntaur. Sebelum ke lokasi air terjun itu, Marselinus, menceriterakan beberapa hal yang harus dilalui wisatawan, di antaranya, wisatawan berjalan kaki di daerah perbukitan dan menyeberangi sebuah kali kecil. Menyeberangi kali kecil, pengunjung harus melepas sepatu supaya tidak terpeleset dengan licinnya batu kali.

Marselinus menjelaskan, ada dua arah jalan menuju ke air terjun Cunca Rede, yakni melintasi jalan bagian bawah dan melintasi perbukitan dan jalan menurun menuju ke air terjun. Sesungguhnya ada dua air terjun di kawasan hutan ini, yang satunya Air Terjun Waemusur, namun, tidak terlalu tinggi. Justru yang sering dikunjungi wisatawan asing adalah Air Terjun Cunca Rede.

“Kita melintasi hutan yang masih asli dengan pohon-pohon yang sangat besar. Namun, pada musim hujan, apabila kita melintasi hutan ini, kita hati-hati dengan lintah darat. Selain itu wisatawan bisa mandi dibawah air terjun tersebut dengan merasakan air dinginnya,” jelasnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Air Terjun Cunca Rede setinggi 70 meter berada`di Kampung Ntaur, Desa Sano Lokom, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Marselinus, warga sering melihat wisatawan asing berwisata ke air Terjun Cunca Rede. Kadang-kadang dua kali sebulan dan bahkan akhir bulan Oktober 2014, ada sejumlah wisatawan asing yang sudah menginformasikan mau berkunjung ke air terjun ini. Barangkali di dunia luar sudah mengenal tentang air terjun ini sebab wisatawan selalu mengunjunginya walaupun dengan medan jalan yang sangat berat.

Camat Ranamese, Galus Ganggus kepada Kompas.com menjelaskan, potensi wisata alam, air terjun dan pantai yang indah tidak didukung dengan infrastruktur jalan yang bagus. Kabupaten Manggarai Timur memiliki kekayaan pariwisata yang belum disentuh dengan baik. Walaupun banyak keunikan yang berada di kecamatan-kecamatan, tetapi tidak didukung dengan jalan raya yang bagus.

“Turis yang nekat saja yang terus mengunjungi Air Terjun Cunca Rede, walaupun jalan raya dari Paka menuju ke Kampung Ntaur belum ada peningkatan pengaspalan jalan rayanya. Jalan rayanya masih bebatuan, walaupun ada dua jembatan yang sedang dibangun permanen. Geliat dari pariwisata keajaiban binatang Komodo sangat terasa di Manggarai Timur di mana wisatawan selalu melintasi wilayah Manggarai Timur setiap hari, baik dengan mobil maupun dengan motor," jelas Galus Ganggus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com