"Festival Tabot merupakan cerita sejarah masuknya Islam ke Bengkulu dan juga dilatarbelakangi oleh ritual keluarga keturunan Tabot yang penuh dengan seni dan budaya, dan festivalnya dilakukan selama 10 hari diisi beragam kegiatan rakyat yang bernapaskan Islami," kata Junaidi Hamsyah.
Selama 10 hari itu Bengkulu akan diramaikan dengan festival rakyat, seni hiburan, pasar, dan beragam perlombaan pemukulan dol (semacam beduk khas Bengkulu). Festival Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. Hingga kini keturunan Imam Senggolo itulah tetap melestarikan ritual Tabot di Bengkulu sehingga pemerintah daerah menetapkannya sebagai agenda wisata tahunan.
Ritual akan semakin berkesan sakral saat keturunan Imam Senggolo melakukan ritual ambik tanah (mengambil tanah) dan cuci jari-jari (replika jari cucu Rasulullah SAW). Pengarakan jari-jari tersebut dilakukan di sepanjang jalan Kota Bengkulu diiringi dengan berbagai macam jenis tabot yang dibuat semarak. Selanjutnya pada hari terakhir 10 Muharam tabot-tabot tersebut akan dibuang ke laut dan ini menjadikan pandangan menarik tersendiri bagi wisatawan.
At-Tabut dalam bentuk yang lain muncul pada waktu terjadi perang antara Amir Hussain (cucu Nabi Muhammad SAW) melawan kaum Khawarij di Padang Karbala (Irak). Dalam pertempuran di Karbala, Amir Hussain dan pengikutnya mengalami kekalahan karena jumlah yang tidak seimbang. Amir Hussain gugur dalam pertempuran tersebut. Ketika tubuh Amir Hussain diketemukan oleh para pengikutnya, maka turunlah bangunan aneh yang sangat indah dan mengangkat tubuh Amir Hussain.
Meski Festival Tabot merupakan agenda rutin daerah sayangnya potensi ini tak pernah dikelola secara maksimal yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Bengkulu. Bahkan, terkesan festival ini dilakukan hanya sebagai formalitas saja. "Setiap tahun Tabot selalu seperti itu saja tak ada langkah kreatif yang dilakukan pemerintah sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, padahal potensi Tabot luar biasa," ujar Nurman, warga Bengkulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.