Ananta berpendapat, ada banyak sekali obyek wisata di Kalteng yang dikenal dengan keindahan dan keunikannya, baik dari segi panorama alam maupun historis namun belum dikelola dengan optimal.
Beberapa obyek wisata unggulan seperti Taman Nasional Tanjung Puting (tempat konservasi orangutan pertama di Indonesia dan telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar alam biosfer dunia) dan Sungai Kahayan dan Barito yang kini dikenal masyarakat dengan kegiatan wisata susur sungai dianggap membutuhkan pengembangan dan perhatian lebih.
Area hutan yang mencapai 80 persen dari luas wilayah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata di wilayah ini karena terdapat banyak potensi fauna dan flora khas yang dimiliki tiap daerah di Kalteng.
Menurut Ananta, Kalteng memiliki potensi budaya yang sangat besar, keberagaman suku dan keindahan alam menjadi hal penting yang bisa dipasarkan sebagai paket pariwisata. Setiap tahun, Kalteng menyelenggarakan Festival Budaya Isen Mulang untuk memamerkan kekayaan budaya tersebut.
"Tentu, butuh kerja keras dan komitmen dari segenap pihak untuk memasarkan potensi budaya Kalteng secara profesional agar bisa setara dengan Jember Fashion Carnival, Festival Teluk Jailolo maupun Festival Pesta Danau Toba. Namun, kami optimistis industri pariwisata Kalteng bisa bersaing," ujar Ananta.
Peran Pemuda
Sementara itu, Putri Pariwisata Kalimantan Tengah 2013 Fia Delfia Adventy yang akan berangkat ke Pemilihan Duta Wisata Indonesia (PDWI) 2014 di Pekanbaru mendampingi Ananta menuturkan pentingnya peran serta para pemuda dalam upaya pengembangan pariwisata di Kalteng.
Para turis umumnya berkunjung tidak sekadar untuk melihat sebuah obyek wisata, mereka juga ingin menikmati budaya yang dimiliki oleh penduduk sekitar. Tidak sedikit wisatawan yang datang hanya untuk menikmati kearifan lokal sebuah komunitas masyarakat, seperti yang bisa kita lihat di masyarakat Baduy, Tanah Toraja, Bali, dan Danau Toba.
"Saya rasa ini saatnya pemuda bisa memberikan pelatihan bahasa Inggris atau pelatihan lain untuk meningkatkan nilai produk buatan masyarakat dayak seperti misalnya pelatihan mengemas atau memasarkan produk. Mungkin Menteri Pariwisata Arief Yahya bisa mulai menjadikan pelatihan bahasa, pengemasan, dan pemasaran sebagai salah satu fokus untuk mengembangkan industri pariwisata kita,” tutur Fia.
"Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Pemuda, Pemerintah, dan pihak swasta harus bahu membahu dalam mengembangkan industri pariwisata, khsususnya di Kalteng," tambah Fia. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.