Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cahung Kallung, Warisan Suku Dayak Aoheng

Kompas.com - 10/11/2014, 12:09 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sesilia Tipung, seorang perajin anyaman asal Suku Dayak Aoheng turut meramaikan Festival Sei Mahakam yang digelar oleh Yayasan Total Indonesia bersama Bentara Budaya Jakarta 6-16 November 2014. Dengan pakaian tradisional berbalut manik-manik berwarna-warni, ia memperkenalkan warisan budaya yang masih dilestarikan di kampungnya, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

“Ini pakaian adat Suku Dayak,” ungkap Sesilia sambil menunjukkan apa yang dipakainya. Hampir seluruh badannya dibalut dengan manik-manik. Sesaat ia kembali menjelaskan tentang apa yang dikenakannya.

“Dahulu, orang-orang Suku Dayak belum memiliki kain sebagai penutup tubuh. Mereka hanya menemui pecahan-pecahan kecil batu. Batu itu kemudian disambung-sambung hingga menyerupai kain dan dapat dipakai seperti ini. Sayang, sekarang sulit sekali mencari batu yang bagus untuk dibuat pakaian adat. Karena itu lah, bahan dasar diganti menjadi manik-manik seperti ini,” ujar Sesilia.

Selain pakaian yang unik, ia juga turut memperkenalkan warisan budaya lainnya. Topi anyaman dengan motif beraneka ragam asal Suku Dayak Aoheng. “Di sana ada yang namanya Cahung Kallung yaitu topi tradisional yang dibuat dengan cara dianyam,” ujar wanita yang telah berusia 24 tahun ini.

Cahung Kallung menjadi salah satu kerajinan anyaman yang dibuat penduduk khusus untuk wanita atau pun pria yang hendak berladang. Tak seperti topi biasa, cahung kallung memiliki beberapa rupa. Berbeda rupa, beda pula fungsinya.

“Ada cahung suru yaitu cahung dengan aksen kancing-kancing ukuran besar. Cahung jenis ini digunakan saat pernikahan atau peringatan hamil tujuh bulanan. Lebih dari itu, masih ada mitos kepercayaan bagi wanita yang sedang hamil diwajibkan memakai cahung saat hendak keluar rumah,” ulasnya.

Cahung lainnya ialah cahung daya yaitu topi polos berbahan dasar daun pandan yang diberi warna putih tanpa sentuhan apa pun. Cahung ini digunakan bagi mereka yang hendak berkebun atau pun menuju ladang. Dalam pengemasannya, cahung daya lebih terlihat sederhana tapi walaupun begitu masih ada nilai seni yang tertanam di dalamnya.

KOMPAS.COM/RODERICK ADRIAN MOZES Peserta pameran menyulam dalam acara Festival Budaya Sei Mahakam, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (6/11/2014). Festival yang mengangkat budaya keraton Kutai Kertanegara Ing Martadipura dan berlangsung hingga 16 November ini akan diisi dengan beragam kegiatan budaya, antara lain demonstrasi membuat anyaman, tenun, serta sulam, dan seminar mengenai budaya dan potensi pariwisata.

Membuat cahung tidak terlalu mudah, apalagi di zaman sekarang. Sesilia mengatakan bahwa di kampungnya perajin mulai terkikis zaman, berbanding lurus dengan hutan penyedia bahan baku cahung yang juga sudah mulai berganti lahan sebagai lahan kelapa sawit. Saat ini, anak muda di sana lebih suka dengan kesibukan yang lain. Hingga sekarang masih ada empat orang yang tersisa sebagai perajin termasuk dirinya.

Pembuatan satu buah cahung dapat memakan waktu hingga seminggu bagi yang belum terbiasa. Sedangkan bagi mereka yang sudah menjadikan kegiatan ini rutinitas, hanya dibutuhkan waktu 2 hari.

Di Festival Sei Mahakam yang sedang berlangsung, saya juga menemui Lusia Hajau yang turut menampilkan kebolehannya menganyam secara terbuka. Cahung kallung dibuatnya dengan hati-hati. “Cahung menjadi teman yang mengisi hari-hari Suku Dayak Aoheng di Kutai Barat sana. Daun pandan hutan sebagai bahan dasar untuk dianyam saat ini sudah sulit didapat, sedangkan benang terbuat dari daun lova yaitu serat nenas dan rotan juga kian sulit didapat. Tetapi mereka yang masih peduli akan terus melestarikannya,” ungkap Lusia.

Warna-warna motif cahung kallung yang dibuatnya bernuansa alam, cokelat atau pun merah bata. Ada beberapa yang diwarnai dengan aksen hitam atau pun putih tapi belum banyak. Di Long Bagun, cahung dihargai tergantung dengan ukuran diameter yang dibuat. Untuk ukuran 40 akan dihargai Rp 200.000 sedangkan ukuran 60 dihargai lebih mahal lagi, yaitu Rp 400.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Travel Update
Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Travel Update
5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

Jalan Jalan
5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

Travel Tips
3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

Travel Tips
Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Travel Update
Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Travel Update
Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Travel Update
Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Travel Update
Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Jalan Jalan
Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Travel Update
4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

Hotel Story
Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Travel Tips
Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Promo Kereta Api Mudik Belakangan Ekstra Hemat, Bayar Tiket 80 Persen

Travel Update
4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

4 Wisata Hutan Pinus di Bantul Yogyakarta

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com