Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kutai Kartanegara, dari Satwa Langka hingga Destinasi Wisata

Kompas.com - 10/11/2014, 14:42 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tak ada rasa bosan bagi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sri Wahyuni untuk berbagi cerita. Di matanya, Kutai begitu indah dan layak menjadi cerita yang hendaknya dibagikan bagi siapa saja.

“Ada dua danau besar di sana yang salah satunya dinobatkan menjadi danau terbesar se-Indonesia, yaitu Danau Semayang. Danaunya bukan sembarang danau, bila berdestinasi wisata dengan perahu pengunjung dapat melihat satwa-satwa yang dianggap langka dengan mata telanjang,” tuturnya saat ditemui usai pembukaan Fetival Sei Mahakam, Jumat (6/11/2014).

Beberapa satwa disebutkannya, yaitu pesut dan burung pecu ular. “Pesut itu berada di danau saat airnya tenang, dalam arti arusnya harus pas. Tidak terlalu deras atau pun sama sekali tak ada arus. Mereka bisa menampakkan diri begitu saja pada pengunjung. Selain itu saat mengelilingi danau dengan perahu, Anda juga dapat menemui burung pecu ular,” tukasnya.

Burung pecu ular lebih unik lagi. “Kalau belum tahu burung pecu ular ini, saya ceritakan. Burung ini unik, lehernya dapat memanjang. Oleh karena itu saat kita keliling dengan perahu, kita bisa melihat mereka sedang bertengger di ranting-ranting pohon. Apabila ada ikan, mereka akan memanjangkan lehernya ke air tanpa harus melepaskan kaki dari ranting,” katanya lagi.

Menurut Sri, Kutai dapat dijadikan sebgaai tempat rekomendasi untuk menghabiskan liburan. Sayang, belum begitu banyak orang yang mau meliriknya. “Urusan infrastruktur memang masih terbatas, tetapi  keindahan alam dan sejarah yang ada di sana tentu tak akan menjadi nilai lebih,” ujarnya.

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Nelayan mengkap ikan di Danau Semayang di daerah aliran Sungai Mahakam di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kaltim, Rabu (3/9/2014). Kawasan ini merupakan salah satu habitat mamalia air tawar terancam punah yaitu pesut mahakam, yang populasinya tidak lebih dari 90 ekor.

Ia juga turut menyebutkan, bagi wisatawan dari Jakarta bisa melakukan perjalanan dengan pesawat sampai Balikpapan terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan menuju Tenggarong. Dari Tenggarong, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan untuk ke beberapa destinasi wisata.

“Ada Bukit Bengkirai, Jembatan Taju dengan 90 anak tangga, Sungai Hitam dengan lagi-lagi pemandangan satwa yaitu Bekantan hingga destinasi edukasi seperti Museum Mulawarman dan Museum Kayu. Untuk destinasi wisata baru juga terdapat Lamin Etam Ambors yaitu kolam pemancingan dan wisata outbound,” ungkapnya.

Destinasi wisata untuk menyusuri sungai, menurut Sri, bisa jadi rekomendasi yang harus dikunjungi oleh wisatawan. “Untuk menyusuri sungai memang harus mengeluarkan kocek. Tapi tenang saja tak terlalu mahal, yang pasti pengalamannya akan sangat menyenangkan. Perahu biasanya diisi hingga enam orang dengan harga sewa per perahu Rp 300.000,” imbuhnya.

KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA Sejumlah bekantan makan pisang yang disediakan petugas di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB), Kota Tarakan, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. Bekantan-bekantan tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi KKMB.

Sedangkan untuk penginapan, memang maish terbatas tetapi belakangan tempat-tempat penginapan sudah mulai banyak dibangun. “Dahulu memang sudah, tapi saat ini sudah banyak tempat penginapan. Memang belum sekelas hotel berbintang tapi cukup nyaman. Tak dipungkiri ini menjadi kebutuhan karena memang wisatawan mulai berdatangan dan kunjungannya terus meningkat sejak adanya festival-festival yang diadakan,” ujarnya.

Hingga saat ini, kunjungan wisatawan ke Kutai Kartanegara mencapai 700.000 orang. “Jumlah ini merupakan hasil kalkulasi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Prediksinya akan terus meningkat tiap tahun. Apalagi dengan gelaran festival ini juga,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com