Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayanan, Solusi Menjaring Turis "Yacht"

Kompas.com - 14/11/2014, 11:41 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, terutama yacht atau kapal layar, pemerintah melalui beberapa kementerian berencana mempermudah izin Clearance Approval to Indonesian Territory (CAIT) dengan sistem online. Namun, seperti diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya, selain kemudahan melalui sistem online, kunci penting lainnya adalah pelayanan.

“Saat ini rata-rata jumlah yacht yang masuk di 18 titik labuh di Indonesia hanya 750, untuk meningkatkannya menjadi 1.500 perlu upaya, salah satunya adalah peningkatan pelayanan,” tuturnya saat mengunjungi Batavia Marina, Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis (13/11/2014).

Saat itu ia ditemani oleh Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi Hartono dan CEO Batavia Marina Kriss Pramono berkeliling Batavia Marina untuk melihat beberapa yacht yang terparkir di sana. Arief mengutarakan bahwa menambah titik labuh di Indonesia bukanlah solusi yang mudah dan murah untuk mendatangkan yacht dan meningkatkan wisatawan lebih banyak lagi.

“Saat ini, menambah titik labuh belum menjadi jalan keluar yang efisien. Di bidang pariwisata, kita semua tahu bahwa pelayanan yang baik dan membuat nyaman wisatawan dapat meningkatkan perekonomian,” ungkapnya.

Ia pun memberi contoh bahwa wisatawan yang diangkut dalam satu yacht dapat menghasilkan pendapatan bagi negara hingga 2.000 dollar AS. Lalu, lanjutnya, ketika mereka mendapatkan kenyamanan karena pelayanan yang baik tentu akan tinggal lebih lama di Indonesia.

“Wisatawan yacht kebanyakan adalah mereka yang berasal dari kelas menengah sampai kelas atas, bila mereka stay 4 bulan di sini saja berarti ada pemasukan 8.000 dollar AS dikalikan lagi dengan jumlah yacht yang masuk ke sini. Kalau dihitung-hitung hingga capai target 1.500 yacht yang masuk, berarti ada pemasukan 12 juta dollar AS,” katanya lagi.

Selain pelayanan, menurut Arief, integrasi destinasi wisata di kawasan sekitar Marina juga penting. Pasalnya, tujuan wisatawan untuk menghabiskan waktu liburannya akan lebih berkualitas.

“Wisatawan senang ketika banyak destinasi wisata pilihan. Kalau di sini, bisa saja diintegrasikan dengan perjalanan wisata ke Kota Tua atau menikmati kuliner terkenal di kawasan ini. Saya kira perlu ada restoran untuk medium class yang menyajikan aneka kuliner seafood karena kawasan sini dikenal dengan seafood-nya,” ulasnya lagi.

Selain hal tersebut dapat efektif meningkatkan wisatawan yacht, ia melihat hal tersebut juga akan berdampak baik untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. “Kalau ada peningkatan wisatawan ditambah lagi integrasi destinasi wisata, saya kira masyarakat yang akan diuntungkan. Ini yang sebenarnya kita harapkan efek yang berlipat-lipat dan menguntungkan,” tukasnya.

Upaya untuk mempermudah izin yacht dalam jaringan sudah diupayakan. Menurut Arief, hingga hari ini hal tersebut telah diuji coba. "Kita harap setelah diuji coba, Januari nanti pemilik yacht sudah bisa mendaftarkan yacht-nya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com