JAKARTA, KOMPAS.com – Aroma buah apel langsung merasuk ke hidung sampai mengalahkan bau alkoholnya. Di lidah pun rasa asam manis khas buah apel sangat kuat. Bisa dibilang meminum Cidar hampir tak terasa meminum minuman beralkohol. Mungkin inilah mengapa Cidar menjadi salah satu minuman beralkohol terkenal dan digemari di dunia.
Cidar sendiri sebenarnya adalah minuman alkohol berasal dari Inggris. Minuman ini sudah ada sejak 2000 tahun silam. Cidar akan mudah dijumpai di pub–pub di Inggris. Cidar menjadi minuman alkohol favorit terutama di musim panas karena rasanya memang menyegarkan.
Bahan dasar Cidar adalah sari buah apel yang melalui proses fermentasi. Siapa yang sangka, salah satu pabrik minuman terbesar kelas dunia ini berada di Bali. Apelnya sendiri masih diimpor dari Australia. Makanya Cidar juga akan mudah dijumpai ke kafe dan bar kelas menengah dan elit di Pulau Dewata. Di Jakarta sendiri Cidar agak sedikit sulit ditemui. Biasanya Cidar baru ditemui di kafe atau bar autentik Eropa.
Le Creperie, sebuah kafe autentik Perancis yang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta, meracik Cidar dari Bali ini dengan campuran sedikit Vodka. "Vodkanya sedikit saja buat rasa pahit di akhir tegukan," kata Marcelia, pemilik kafe.
Dicampur dengan potongan buah stoberi dalam wadah gelas yang berbentuk tinggi dan unik, membuat minuman terlihat menarik dan segar. Ditambah lagi sari bunga Elder yang diimpor langsung dari Swedia. Saat Kompas.com mencicipi minuman yang bernama Elder Flower Cidar, Marcelia sempat nyeletuk, ”Hati–hati, naiknya pelan-pelan lho he...he...he..."
Biasanya minuman ini dipesan sebagai minuman santai sambil nongkrong sesudah makan besar, terutama makanan khas Eropa atau barat. Tak heran makanya Le Creprerie sebagai kafe autentik Perancis menyajikan banyak menu makanan autentik asal negara menara Eifel itu.
Makanan autentik yang paling unik adalah Galette semacam Crepes atau pancake yang tipis. Galette ini adalah makanan sehari–hari masyarakat Perancis selain roti. "Mungkin bisa dibilang nasinya orang Perancis," ujar Marcelia.
Bahan Galette adalah tepung. Bentuknya tidak dibikin garing seperti Crepes melainkan tipis dan lembut. Galette bisa disertai banyak pilihan toping namun yang paling autentik di kafe ini adalah campuran tuna dan kentang yang dioleh dengan berbagai bumbu rempah. Seperti khas menu barat lainnya, Tuna Galette rasanya tidak terlalu tajam dan kadang terlalu datar buat lidah orang asia yang gemar bumbu kaya rempah.
Bila ingin sedikit “nendang”, Le Creperie menyediakan beberapa menu nasi yang olahannya sudah disesuaikan juga dengan lidah lokal Indonesia. Kompas.com merekomendasikan nasi goreng seafood. Kontras dengan menu Perancis lainnya, nasi goreng ini rasa bumbunya terasa tajam. Dengan campuran bawang putih, kecap ikan dan tentu saja cabe, membuat nasi goreng seafood ini membuat lidah bergoyang.
Satu lagi steak daging sapi atau Rice Hamburg yang diolah dengan berbagai bumbu dapur yang tidak asing bagi lidah Asia seperti bawang putih, dan lada hitam termasuk potongan daun rosemary asal tanah Eropa. Rasa olahannya menjadi lebih manis.
Untuk cemilan, bisa dipilih Cheese Finger. Olahan keju tua Perancis dan mayones digoreng dengan tepung roti. Rasa khas keju terus terasa dari awal gigitan sampai masuk ke tenggorokan. Rasa eneknya tersamarkan dengan taburan tepung roti yang renyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.