Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tenun Cepuk Rangrang Asal Nusa Penida

Kompas.com - 08/12/2014, 14:19 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Tenun Cepuk Rangrang adalah motif kain tenun hasil karya warga Nusa Penida Bali yang sudah dikenalkan kepada masyarakat luas. Sejarahnya, tenun rangrang ini adalah jenin kain tenun leluhur warga Nusa Penida yang dahulunya hanya dijadikan perlengkapan upacara keagamaan saja.

"Nenek moyang kami ratusan tahun lalu sudah menyimpan harta karun yaitu kain tenun bernama Cepuk Rangrang. Cepuk Rangrang hanya dipakai saat upacara keagamaan saja. Sesuai dengan perkembangan zaman, tenun Cepuk Rangrang yang disakralkan ini sudah diproduksi masyarakat," kata Wayan Sukertha, Ketua Kelompok Industri Tenun Wanangun Asri, Desa Pakraman Karang, Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (7/12/2014).

Tenun Cepuk Rangrang berasal dari kata Cepuk dan Rangrang atau disebut Cepuk bolong-bolong. Cepuk bolong-bolong ini merupakan simbol transparansi. Industri dari kelompong ini sudah mulai berkembang berkat bantuan dan dukungan dari Bank Indonesia sebagai pembina dan antusiasme masyarakat Desa Pejukutan cukup tinggi.

"Motif tenun Cepuk Rangrang ini simbol dari transparansi. Sebenarnya masyarakat kami ingin berkembang  untuk menghadirkan produk-produk industri yang menjadi andalan, tapi selama ini kendala dana. Beruntung kami dapat pembinaan sejak empat tahun ini," tambahnya.

KOMPAS.COM/SRI LESTARI Aneka jenis tenun motif Rangrang di Desa Pejukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (7/12/2014).
Tenun Cepuk Rangrang memiliki ciri, pada lembaran kain tenunnya terdapat ruang-ruang kecil berlubang. Sementara motifnya juga beda dengan tenun-tenun hasil karya masyarakat Bali di kabupaten-kabupaten lain seperti dari Klungkung, Karangasem, Jembrana, Tabanan dan lainnya.
Di samping desain berlobang dan motif yang berbeda, warnanya pun juga lebih cerah dari tenun lainnya, seperti mendominasi warna merah, orange dan ungu.

Pemilihan bahan warnanya bisa menggunakan bahan kimia atau bahan alami terbuat dari daun, buah dan akar-akaran tertentu. Harganya pun juga berbeda. Selendang dihargai Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Sementara harga untuk kain tenun yang lebar antara Rp 400.000 hingga Rp 1,2 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com