Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Nasib Bandara Tanjung Api Ampana

Kompas.com - 11/12/2014, 18:48 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tojo Una-Una mungkin bukan nama yang populer di telinga. Letaknya yang jauh karena berada di Sulawesi Tengah, menjadikannya kerap kali luput dari perhatian. Karena itu pula,  tak banyak yang tahu kalau hingga hari ini, kabupaten yang berbatasan langsung dengan Teluk Tomini ini terus membangun dirinya. Bergegas agar dapat dikatakan layak akses dan infrastruktur sehingga menjadi potensi yang turut diperhitungkan keberadaannya.

Hingga saat ini, Tojo Una-Una memang kerap kali jadi pembicaraan mereka yang menyukai perjalanan wisata bahari. Dinas Pariwisata Kabupaten Tojo Una-Una mencatat, setidaknya hingga 2009 ada sebanyak 40 obyek wisata dan 426 pulau yang tersebar di seluruh kecamatan. Dari total obyek tersebut, 24 merupakan wisata pantai, 7 obyek wisata pegunungan, 1 obyek wisata hutan dan 8 obyek wisata budaya. Dalam catatannya juga, setidaknya ada 300 titik lokasi diving. Namun lagi-lagi sayang, akses yang masih sulit membuatnya tidak diperhitungkan untuk dikunjungi khalayak.

"Saat ini Bandara Tanjung Api Ampana sudah ada tapi belum dioperasikan, kami belum dapat izin. Sayang sekali, padahal kalau sudah dapat dioperasikan kemungkinan dapat menarik wisatawan mancanegara lebih banyak lagi," ungkap Bupati Tojo Una-Una, Damsik Ladjalani, Rabu (10/12/2014) di Jakarta.

Menurut Damsik, wisman datang saat ini sudah mencapai 60.000 per tahun. Jumlah itu terus meningkat meski dengan aksesibilitas dan infrastruktur yang terbatas.

"Saat ini akses menuju Tojo Una-Una adalah lewat Palu atau Gorontalo. Kalau lewat Palu, dibutuhkan perjalanan hingga 10 jam lewat jalur darat. Tujuan wisata yang menjadi target wisatawan biasanya Kepulauan Togean," tambahnya lagi.

KOMPAS/JANNES EUDES WAWA Kapal feri Cengkih Afo, Minggu (15/12/2013) pagi, sedang merapat di Pelabuhan Penyeberangan Ampana, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah. Kapal ini berlayar dari Marisa (Provinsi Gorontalo) dan Dolong (Kepulauan Togean).

Akses yang begitu panjang, lanjut Damsik, sebenarnya dapat ditanggulangi dengan penyediaan bandara penerbangan sebagai sarana penunjang pariwisata. Infrastruktur transportasi ini sebenarnya sudah diupayakan sejak tahun 2006 silam tapi masih menunggu restu pengoperasian hingga kini.

"Pembangunan fisik sudah dimulai dari hampir 4 tahun silam. Panjang landasan 1.850 x 30 meter. Tersedia pula base course, taxiway, apron, terminal VIP dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Menyambut penyelesaian kami harap tanggal 18 Desember 2014 nanti bertepatan dengan ulang tahun ke-11 kabupaten," paparnya.

Selain alasan tersebut, Damsik juga menjelaskan bahwa permintaan izin juga bukanlah tanpa alasan. Sail Tomini yang akan diselenggarakan pada Agustus 2015 mendatang tentu akan dipermudah dengan adanya bandara ini.

"Pengalokasian dana sejak kami perjuangkan tahun 2006 saja setidaknya sudah mencapai Rp 84 miliar dari APBD periode 2006-2014 tapi belum juga membuahkan hasil," ujarnya.

Damsik berharap agar instansi terkait khususnya Kementerian Perhubungan dapat membantu terealisasinya pengoperasian bandara. "Kepulauan Togean sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, keberadaan bandara sudah sangat dibutuhkan guna mempermudah dan mempercepat akses penduduk sekitar, investor hingga wisatawan baik domestik maupun mancanegara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com