Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Hotel Murah Kian Diminati

Kompas.com - 17/12/2014, 22:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Konsep hotel yang terjangkau dan nyaman (budget hotel) diperkirakan menjadi tren bisnis perhotelan pada 2015. Sebab, konsep ini semakin diminati wisatawan yang menginginkan kecepatan dan kemudahan akses menuju lokasi wisata.

Hal itu diungkapkan President of Indonesia Travel and Tourism Awards (ITTA) Panca R Sarungu seusai konferensi pers penganugerahan ITTA ke-5, Senin (15/12/2014), di Jakarta.

”Di Indonesia, ada sekitar 30 nama hotel murah, baik yang berada di bawah manajemen hotel multinasional maupun lokal,” ujar Panca. Sebagai contoh, Grup Aston meluncurkan Fave Hotel.

Fenomena ini, kata Panca, berawal dari Amaris Hotel, di bawah manajemen Santika Hotel, sekitar dua tahun lalu. Hotel berbintang tiga itu menawarkan harga terjangkau dengan kualitas layanan prima, nyaris setara kelas bintang lima.

”Sebagian besar masyarakat sebelumnya meragukan konsep itu. Akan tetapi, pertumbuhan pendapatannya makin lama meningkat,” kata Panca.

ARSIP POP! HOTEL Kamar Pop! Hotel.
Dalam ITTA 2015, misalnya, Amaris termasuk calon peraih penghargaan Indonesian Leading Local Hotel Chain. Beberapa tahun lalu, hotel ini pernah meraih ITTA.

Gunalan, Board of Advisor ITTA, asal Singapura, mengatakan, di negaranya, tren tersebut sudah terjadi sejak lima hingga tujuh tahun lalu. Jumlah hotel murah sudah lebih dari 100 dengan 60-70 merek atau manajemen.

”Mayoritas pemiliknya adalah pengusaha lokal. Ada pula yang berada di bawah naungan manajemen hotel multinasional seperti Accor,” ujar Gunalan.

Hotel-hotel tersebut tersebar di dekat bandara, stasiun, dan tempat wisata ternama seperti China Town dan Little India. Harga yang ditawarkan kurang dari Rp 1 juta hingga maksimal Rp 1 juta.

”Jangan bandingkan pelayanan konsep hotel ini dengan hotel kelas melati dan bintang dua. Meski murah, layanan mereka sangat berkelas,” ujar Gunalan.

WWW.FAVEHOTELS.COM Fave Hotel Seminyak, Bali.
Sebagaian besar pengunjungnya adalah pelancong atau dikenal dengan backpacker. Akan tetapi, menurut Gunalan, semakin hari, kalangan pebisnis asing juga menyukai hotel murah.

Menjamurnya hotel murah, kata Gunalan, membuat Pemerintah Singapura membatasi pembangunan hotel murah.

Public Relations and Marketing Communication Pegipegi.com Anggara Yudha Pratama berpendapat serupa. Mayoritas pengguna laman agen wisata ini memesan hotel bintang tiga ke bawah. Wisatawan lebih menyukai hotel yang dekat dengan kawasan wisata. (MED)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com