Dosen Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana, Prof I Nyoman Darma Putra, menyampaikan hal itu pada peluncuran buku I Wayan Beratha: Seniman Bali Kelas Dunia di Fakultas Sastra dan Budaya, Denpasar, Senin (22/12/2014).
Buku tersebut diluncurkan oleh Wali Kota Denpasar IB Rai Darmawijaya Mantra, dimeriahkan tari-tarian yang tabuh dan diciptakan I Wayan Beratha serta pembacaan puisi bertema sosok kesenimanan Wayan Beratha (1926-Mei 2014).
Selaku editor buku tersebut, Darma Putra menjelaskan bahwa sejak zaman kolonial, tim kesenian Bali sudah berbulan-bulan pentas di luar negeri seperti pada Colonial Exposition di Paris tahun 1931.
"Mereka di sana mementaskan tari dan tabuh atas nama pemerintah jajahan Belanda. Yang dipromosikan adalah seni budaya sekaligus daya tarik wisata budaya Bali. Kalau Bali sekarang populer di mata wisatawan dunia, para seniman pada masa lalulah yang mempromosikan seni budaya Bali," ujar Darma, yang juga penulis buku A Literary Mirror: Balinese Reflections on Modernity and Identity in The Twentieth Century (KITLV Press2011).
Sesudah kemerdekaan, seniman Bali sering mengadakan lawatan ke luar negeri, seperti Inggris, Amerika, dan Tiongkok, baik karena undangan impresario asing maupun karena utusan pemerintah Indonesia.
Kelas dunia
Menurut Darma Putra, sosok I Wayan Beratha adalah seniman Bali kelas dunia. Dalam rentang waktu 1956-1999, dia dan tim keseniannya sering ke luar negeri mungkin sampai 100 kali, mengunjungi lebih dari 35 negara.
Selain ke Tiongkok selama tiga bulan, kunjungan pentas ke Amerika berlangsung enam bulan, yakni ketika mengisi acara di New York World's Fairs.
"Ketika enam bulan di New York, Beratha sempat menciptakan tabuh Gesuri (genta suara revolusi), yang menjadi tabuh legendaris manis sampai sekarang," ujar Darma.
Beratha menciptakan puluhan tabuh dan beberapa tarian yang sampai kini dimainkan oleh kelompok karawitan di Pulau Dewata dan juga di luar negeri.
"Di berbagai kota dunia terdapat banyak kelompok gamelan Bali, mereka aktif pentas dan saat itu tabuh ciptaan Beratha biasanya dipilih untuk dimainkan," ujar Darma memperkuat alasan Beratha seniman kelas dunia.
Bahkan, menurut Darma Putra, murid-murid karawitan Beratha kini banyak yang menetap di luar negeri menjadi guru gamelan Bali, seperti Ketut Gede Asnawa di Amerika.
"Sebelum melawat ke luar negeri, Beratha dan kelompok karawitannya sudah biasa menabuh di ruang internasional di Bali seperti Hotel Bali di Denpasar, menyajikan pertunjukan untuk turis asing," ujar Darma.
Beratha juga sering diundang tampil di Istana Negara Jakarta dan Tampaksiring, menghibur tamu negara, dalam suasana global-internasional. Tahun 1962, Beratha memimpin penari Bali mementaskan Tari Pendet 1000 untuk pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno Jakarta. "Asian Games adalah global space," ujar Darma.
Buku yang penelitian dan penerbitannya didanai Pemkot Denpasar itu juga memuat foto-foto lawatan kelompok karawitan Bali ke berbagai negara, seperti Tiongkok, New York, India, Iran, Kanada, Jepang, dan Jerman.
Di Bali sendiri, almarhum I Wayan Beratha (1926-2014) dikenal sebagai penabuh, pelatih tabuh dan tari, serta pencipta puluhan gending.
Dia menjadi guru di Konservatori Karawitan Denpasar sampai pensiun. Tahun 2012 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menganugerahkan gelar "Mpu Seni Karawitan" kepada I Wayan Beratha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.