Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Piknik ke Alun-alun Kota Bandung...

Kompas.com - 31/12/2014, 14:35 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Warga Kota Bandung, Jawa Barat, kini memiliki pilihan baru untuk piknik. Alun-alun Kota Bandung yang baru direvitalisasi mungkin bisa jadi salah satu opsi untuk mengajak keluarga piknik dan menghabiskan akhir pekan dengan biaya yang tentu saja murah. Hilangkan bayangan Alun-alun Kota Bandung lama yang semrawut. Sebab, wajah Alun-alun Kota Bandung kini sudah berubah 180 derajat.

Dulu, satu atau dua tahun lalu, Alun-alun Kota Bandung terlihat kumuh. Para pedagang kaki lima bebas menggelar lapak dan berjualan seenaknya. Pengunjung pun seolah tidak bebas masuk ke dalam alun-alun lantaran dikelilingi pagar teralis besi cukup tinggi. Kini, setelah 3 bulan direnovasi, Alun-alun Kota Bandung memiliki tampilan baru dengan desain yang keren.

Jika sebelumnya ruang tengah Alun-alun tampak sempit dengan hiasan pot-pot tanaman berukuran besar, setelah pot-pot tersebut disingkirkan dan diganti dengan lapangan rumput sintetis berwarna hijau, kini ruang tersebut menjadi lebih luas dan bisa dipakai untuk kegiatan massal yang melibatkan ribuan orang.

Agar terlihat santai dan nyaman, para pengunjung diimbau untuk melepas sepatu ketika berada di area rumput sintetis. Penggunaan rumput sintetis ini sempat menuai kecaman dari Farhat Abbas. Melalui akun twitternya @farhatabbaslaw, pengacara ini mengatakan kalau penggunaan rumput sintetis merupakan pemborosan walau pun uang renovasi tidak menggunakan APBD Kota Bandung.

Namun, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, punya alasan mengapa dirinya memilih rumput sintetis untuk menghiasi taman Alun-alun Kota Bandung.

KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Alun-alun Kota Bandung, Jawa Barat.
Menurut dia, taman seluas 1.2000 meter persegi itu berdiri di atap sebuah bangunan parkir. Jadi, karena alasnya bukan terbuat dari tanah melainkan beton, tidak memungkinkan untuk menanam rumput asli. Kalaupun tetap dipaksakan ditanam, selain memakan biaya perawatan lebih mahal rumput asli dipastikan tidak akan bertahan lama terutama dalam kondisi curah hujan yang cukup tinggi.

Selain lapangan luas berumput hijau, taman ini nantinya akan dihiasi pula dengan taman bunga empat warna. Bunga-bunga tersebut saat ini memang belum berkembang lantaran baru ditanam beberapa hari ke belakang. Ketika nanti mulai berbunga, warna ungu, hijau, merah dan kuning menghiasi taman tersebut. Di sebelah utara, taman ini juga dilengkapi dengan arena bermain anak yang cukup luas. Di sana terdapat berbagai mainan seperti ayunan, perosotan serta jungkat-jungkit.

Masih di sebelah utara taman, sebuah halte bus yang cukup panjang melengkapi fasilitas di taman pusat kota ini. Agar tidak jenuh menunggu bus, warga bisa duduk-duduk santai di atas tulisan Alun-alun Bandung raksasa sambil menikmati keindahan taman. Tidak seperti alun-alun lama yang terlihat angker di malam hari, taman ini dipastikan terang dengan puluhan lampu berdaya listrik dari panel surya (solar cell) yang terpasang di sekelilingnya. Taman ini memang belum 100 persen selesai, masih ada beberapa fasilitas lain yang akan ditambahkan, salah satunya adalah perpustakaan.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap, setelah fasilitas taman Alun-alun lengkap, warga Kota Bandung sedikit demi sedikit mulai meninggalkan kebiasaan rekreasi ke pusat perbelanjaan atau mal. "Nanti di sini juga ada perpustakaan, semua orang bisa pinjam dan baca buku. Dan ruang ini harapan saya melahirkan budaya baru, rekreasi akhir pekan enggak perlu ke mal lagi karena disini murah meriah, kalau bawa tikar, mau makan juga bisa asal sampahnya dibuang pada tempatnya," ujar pria yang akrab disapa Emil ini saat ditemui di Taman Alun-alun, Rabu (31/12/2014).

KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Alun-alun Kota Bandung, Jawa Barat.
Meskipun memberi kebebasan seluas-luasnya kepada warga Kota Bandung untuk menggunakan fasilitas-fasilitas di Taman Alun-alun ini, Wali Kota Bandung meminta agar pengunjung memiliki etika serta ikut merawat taman dan segala fasilitasnya. Atas dasar saran dari Panglima Kodam III Siliwangi, Emil berencana membuat papan-papan aturan yang sepatutnya ditaati pengunjung. "Ada ide dari Pangdam, orang Indonesia harus di-warning. Jadi nanti di berbagai sudut akan terpasang imbauan-imbauan seperti buanglah sampah pada tempatnya, menjaga perilaku, tidak merokok dan tidak paling penting tidak makan permen karet. Kemarin saya temukan permen karet di rumput, rada riweuh bersihinnya," tutur Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com