Asisten Bidang Perekonomian dan Pemerintahan Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan Pemkot telah memberlakukan manajemen lalu lintas di kawasan Alun-alun Utara. Selain itu juga dilakukan kebijakan perparkiran, dengan tidak mengizinkan bus wisata masuk di Area Alun-alun Utara.
Hal itu karena secara filosofis jalanan di kawasan Jeron Beteng itu adalah area kompleks, sehingga bus-bus wisata hanya akan menimbulkan getaran yang bisa membuat bangunan heritage rusak. "Kami sudah pasang sejumlah rambu agar bus-bus wisata tidak boleh masuk kawan jeron Beteng," kata Aman, Minggu (11/1/2015).
Nantinya, wisatawan yang akan berwisata di kawasan Jeron Beteng akan disediakan kendaraan wisata. Shuttle bus sudah beroperasi di trayek pendek kawasan Jeron Beteng atau kompleks Keraton Yogyakarta.
Menurut Aman, shuttle bus ini bisa menjadi solusi untuk angkutan wisata Jeron Beteng. Aman mengakui sejak melakukan uji coba tahap I, sejak 28 November 2014 hingga 3 Januari 2015, Si Thole mendapat respon yang baik. "Untuk itu akan dilakukan uji coba tahap II yang dimulai sejak berakhirnya Sekaten hingga bulan Maret mendatang," ujar Aman.
"Shuttle Si Thole masih butuh penyempurnaan. Sehingga diharapkan dengan adanya uji coba tahap II ini bisa memperbaiki kekurangan yang ada," ujarnya.
Hamam Arif Romas, Manager Shuttle Wisata Keraton "Si Thole" mengatakan selama uji coba tahap I, kendaraan wisata Si Thole sudah mengangkut 10.000 wisatawan. Dalam satu hari dioperasikan 10 armada Si Thole, di mana rata-rata dalam satu hari mampu mengangkut 400 wisatawan, dari Taman Parkir Ngabean menuju ke obyek wisata di kawasan keraton dan Jeron beteng.
"Sudah lumayan, karena juga terdongkrak dengan liburan anak sekolah, Natal dan Tahun Baru, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Yogya," ujar Hamam.
Dari segi pendapatan, memang belum mendapatkan hasil maksimal. Pendapatan kotor selama uji coba 30 hari, dengan rata-rata 400 penumpang per hari, dan ongkos angkutan Rp 5.000 per orang, maka pihaknya telah memperoleh sebesar Rp 60 juta.
"Tapi karena selama dilakukan uji coba, wisatawan rombongan masih mendapatkan harga promosi. Jadi pendapatan kita masih jauh dari harapan," ungkapnya.
Hal itu juga belum menutup biaya operasional Si Thole, sebab dalam sehari jika sedang masa liburan bisa menghabiskan sekitar Rp 200 ribu untuk bahan bakar. "Sehingga pendapatan memang masih jauh dari harapan'" katanya.
Menurut Hamam, kendaraan Si Thole memang masih banyak kekurangan. Sehingga ke depan masih butuh perbaikan-perbaikan lagi. "Bulan Januari ini kami akan menambah sekitar 3 unit armada Si Thole. Mudah-mudahan sampai Maret sudah bisa menambah 2 lagi, sehingga totalnya jadi 15 unit," ungkap Hamam.
"Sudah mampu mengurai kemacetan di kawasan Jeron Beteng, karena bus sudah tidak boleh masuk lagi ke kawasan itu," ujar Golkari.
Golkari berharap shuttle wisata njeron Beteng Si Thole ini bisa tetap terus beroperasi. Dan semakin banyak yang wisatawan yang memanfaatkannya. "Kami akan terus melakukan evaluasi supaya Si Thole bisa menjadi primadona angkutan di Yogya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.