Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murahnya Nasi Pecel di Ponorogo

Kompas.com - 31/01/2015, 21:08 WIB
SUDAH hampir 20-an tahun saya mengenal warung pecel milik Pak Katiran ini. Warung jualannya di dekat jembatan Sekayu sebelum masuk kota Ponorogo dari arah Wonogiri. Meski di dekat sungai, namun jam enam pagi orang sudah berjubel antre makan dan sekitar jam sembilan sudah tutup karena dagangannya habis.

Sebenarnya di Ponorogo ada ratusan penjual nasi pecel, meski bahannya sama namun ada cita rasa yang berbeda-beda, mulai dari tingkat kepedasan sampai lauk yang melengkapinya. Para penjual nasi pecel ini biasanya berjualan antara tiga sampai empat jam sehari.

Begitu juga warung milik Pak Katiran ini hanya buka jam enam sampai sekitar sembilan pagi. Menurut istri Pak Katiran biar segar sayur dan rasanya, kalau kelamaan dihidangkan rasanya sudah berubah. Namun begitu dalam rentang waktu itu warungnya bisa menghabiskan 40 hingga 60 kilogram beras.

Menurut Bu Katiran, ia sehari bisa menghabiskan kacang tanah untuk bahan sambel sekitar lima kilogram. Bahan-bahan semua pilihan Pak Katiran, kalau tidak baik Pak Katiran tidak mau, karena pantang menurunkan mutu.

Sambal yang buat Pak Katiran sendiri. Tidak digiling namun ditumbuk memakai lumpang dan alu yang terbuat dari kayu jeruk, katanya biar sambal terasa sedap. Tidak digiling pakai mesin, katanya aroma jadi seperti aroma bensin. Tetapi entahlah, ini sudah dikerjakannya puluhan tahun.

Selain itu harga seporsi nasi pecel di warungnya hanya Rp 3.000. Naik Rp 500 paska kenaikan BBM yang lalu. Tadinya harga hanya Rp 2.500. Porsi makan di sini tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, sehingga jarang orang yang menyisakan. Kata Bu Katiran, kasihan nasinya kalau sisa dan terbuang. Bila ingin tambah tinggal bilang mau tambah separuh atau penuh. (Nanang Diyanto)

Baca kisah selengkapnya di Kompasiana: "Murahnya Nasi Pecel di Ponorogo".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com