Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Jawa di Singapura

Kompas.com - 01/02/2015, 15:37 WIB
SEJARAH yang biasa diungkapkan lewat catatan kata-kata hidup kembali dengan sapuan kuas. Maka, masyarakat Jawa lebih dari seratus tahun lalu dalam History of Java pun ”berkeliaran” dalam kanvas reimaji Jimmy Ong (51). Kisah masa lalu itu bertemu dengan kekinian di bekas barak tentara koloni Inggris tahun 1936, di Singapura.

Seniman kontemporer Singapura, Jimmy Ong, terinspirasi buku History of Java karya Thomas Stamford Raffles. Buku itu pula yang membawanya ke Jawa Tengah.

”Beberapa kali saya mengunjungi Candi Borobudur, dan hidup di tengah masyarakat Yogyakarta. Lalu, saya melukiskannya sebagai reimaji suasana seperti diceritakan Raffles melalui karya bukunya, History of Java,” kata Jimmy, Rabu (21/1/2015) di Galeri Fost, lokasi pameran yang bertempat di salah satu bangunan di Barak Gillman, Singapura.

Karya-karya lukisannya yang membayangkan ulang masa lalu itu ikut ditampilkan dalam Pekan Seni Singapore (Singapore Art Week). Rangkaian pamerannya dikemas dalam tema ”Where Art Meets History” (Pertemuan Seni dengan Sejarah). Pameran History of Java karya Jimmy Ong dibuka 16 Januari hingga 1 Maret 2015.

Galeri Fost yang menggunakan bangunan bekas barak tentara Inggris itu tidak lapang. Belasan karya Jimmy disajikan. Di antaranya, lukisan arang di atas kertas berjudul ”Mapping Boro Budur”, berukuran 128 x 320 sentimeter.

Lukisannya, ”Mapping Boro Budur”, memperlihatkan suasana masyarakat laki-laki dan perempuan Jawa yang guyub bekerja. Hewan piaraan ayam dan kambing dilukis Jimmy ada di mana-mana. Candi Borobudur dijadikan latar belakang suasana harmoni masyarakat Jawa.

Jimmy juga melukiskan sosok yang tertidur menyamping, menghadap ke arah candi. Mungkin itu mengingatkannya pada postur Patung Buddha Tidur. Hitam-putih arang (charcoal) di atas kertas menjadi ciri khas Jimmy.

”Lukisan-lukisan lainnya juga hasil reimaji History of Java. Ada lukisan tentang Tamansari dan Keraton Yogyakarta. Ada perburuan macan dan banteng di Jawa, juga video seni tentang makam Imogiri di Yogyakarta,” tutur Jimmy.

Selama membuat karya-karya lukis reimaji History of Java, Jimmy tinggal di Yogyakarta. Dia membuat studio di Mangkuyudan pada tahun 2014.

Imogiri

Jimmy beralih menunjukkan dua layar televisi. Salah satu televisi memutarkan rekaman suasana Astana Imogiri, makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta.

Makam Imogiri dibangun Sultan Agung, Raja Mataram III pada 1645. Jimmy menunjukkan bagian penting di dalam adegan videonya.

Sejenak ketika mengikuti adegan yang ditunjukkan Jimmy, tampak adegan penutur berbahasa Jawa mengisahkan jasad seorang pengkhianat Raja Sultan Agung bernama Tumenggung Endranata yang dipotong tiga.

Setiap potongan tubuh Endranata dikuburkan terpisah. Bagian kepalanya dikubur di bawah gapura, badannya dikubur di bawah anak tangga, dan kakinya dikubur di bawah kolam.

”Tindakan ini untuk memberi peringatan keras bagi pengkhianat raja,” kata penutur berbahasa Jawa di dalam video itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com