Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Italia Terpukau Keindahan Pulau Flores

Kompas.com - 12/02/2015, 11:18 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

DUA wisatawan dari Italia, Noessing Ludwij dan Hepperger Paul mengunjungi Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rute penerbangan Italia-Jakarta-Bali dan turun di Ende. Setiba di Ende, Sabtu (7/2/2015) pagi, keduanya didampingi seorang misionaris Indonesia yang bertugas di Italia, Pater Mansuetus Tus, SVD menuju ke danau tiga warna Kelimutu.

Namun, cuaca yang belum bersahabat dengan hujan lebat membuat dua wisatawan ini tidak bisa melihat keindahan danau ajaib tiga warna di Pulau Flores, yang ada di Kabupaten Ende. Mereka terhalang oleh kabut tebal di sekeliling danau sehingga danau tak kelihatan. Walaupun mereka sudah sampai di tempat parkir di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu (TN Kelimutu).

Setelah berwisata di kawasan TN Kelimutu, kedua wisatawan itu menuju ke Manggarai Timur dengan melintasi jalan Transflores, yang melewati Kabupaten Nagekeo, dan Kabupaten Ngada. Keduanya tiba malam hari di Pastoran Gereja Santo Arnoldus dan Yoseph Waelengga. Setiba di Pastoran, mereka menikmati makan malam dengan menu nasi, ubi kayu dan sayur segar.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis Italia melihat proses pembuatan air moke dari pohon lontar di Pantai Mbolata, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kedua wisatawan ini senang menikmati ubi kayu dan makan nasi. Selain itu, Doni, menyuguhkan moke lokal. Keduanya sangat senang menikmati menu pangan lokal disertai dengan Moke lokal yang sering disebut BM (bakar menyala) hasil produksi warga lokal di Manggarai Timur.

Pada Minggu (8/2/2015), kedua wisatawan ini mengikuti perayaan misa hari Minggu di Gereja Santo Arnoldus dan Yoseph Waelengga. Sesudah itu, keduanya diantar ke Pantai Mbolata untuk berenang dan menikmati air minum kelapa serta minum Moke hasil produksi langsung dari pohon lontar. Mereka juga melihat secara langsung cara mengambil, cara memasak dan cara mengolah moke lokal di Manggarai Timur.

Ludwij dan Paul mengakui bahwa di Italia tidak pernah merasakan minum moke hasil produksi langsung dari pohonnya sementara di Pulau Flores pada umumnya dan di Manggarai Timur pada khususnya, wisatawan langsung menikmati minuman alkohol lokal yang terbuat dari poho lontar.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Dua turis Italia bersantai di sumber mata air Wae Ngare, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Bahkan, pada minggu itu, Kompas.com diundang oleh Pater Mansuetus Tus, SVD untuk mendampingi mereka menuju ke obyek wisata unggul di Manggarai Timur yaitu Kawasan Pantai Mbolata dan sekitarnya.

Selama kurang lebih tiga jam, kedua wisatawan yang pertama kali mengunjungi Pulau Flores ini berenang di Pantai Mbolata. Setelah mandi, keduanya menikmati minum air kelapa yang langsung dipetik di pohonnya yang dilayani oleh Moat, seorang penjaga pantai Mbolata. Kedua sangat menikmati minum air kelapa muda.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis Italia menyusuri Lereng Wae Ngare, di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
“Keduanya sangat senang dengan suguhan minum air  kelapa muda serta keindahan Pantai Mbolata dan keramahan orang-orang Flores. Flores adalah pulau yang sangat indah. Mereka menyebut Flores is beautiful island,” kata Moat.

Menyusuri Lereng Wae Ngare

Setelah menghabiskan waktu sekitar tiga jam di Pantai Mbolata, kedua wisatawan ini didampingi Pater Mansuetus Tus, SVD, Kompas.com dan sejumlah warga di Kampung Sambikoe, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur melihat pemasangan pipa air minum untuk warga masyarakat Kampung Sambikoe.

Sekitar dua jam menyusuri lereng itu sampai tiba di sumber mata air Wae Ngare. Rombongan menikmati perjalanan dengan melihat keaslian lereng Wae Ngare ditambah dengan hutan tutupan Wae Ngare. Pohon-pohon besar masih bisa dilihat di kawasan hutan Wae Ngare di mana masyarakat terus menjaga kelangsungan kawasan hutan tersebut.

"Sesekali kami disuguhkan nyanyian burung alam yang dapat melepaskan kelelahan sehabis menyusuri medan berat di lerengan Wae Ngare,” ungkapnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pantai Mbolata, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Pater Mansuetus kepada Kompas.com, Minggu (8/2/2015), menjelaskan Ludwij dan Paul berkunjung ke Kampung Sambikoe untuk melihat sumber mata air di Lereng Wae Ngare. Keduanya mendeteksi sumber air minum dialirkan ke warga Kampung Sambikoe yang selama ini sangat sulit memperoleh air minum bersih. Ada bantuan pembangunan air minum bersih bagi warga masyarakat di Kampung Sambikoe atas kerja sama dengan Yayasan lokal di Keuskupan Ruteng.

“Selama ini air minum bersih ke Kampung Sambikoe sangat sulit sehingga ada bantuan yang bekerja sama dengan yayasan lokal di Keuskupan Ruteng,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com