Pada awal tahun 2015, wisatawan asal Australia yang datang ke Bali mencapai 85.102 orang dari sekitar 300.000 orang. Angka ini yang tertinggi, diikuti wisatawan asal Tiongkok sebanyak 51.949 orang dan Jepang 17.946 orang. Tahun 2014, warga Australia yang datang ke Bali terdata sekitar 900.000 orang, dari total 3,7 juta wisatawan asing.
Tak ingin bergantung
Bali tidak ingin bergantung pada Australia. Pemerintah Provinsi Bali berupaya menggali potensi calon wisatawan dari negara lain, terutama Tiongkok dan Eropa.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Agung Yuniartha Putra, Selasa (24/2/2015), di Denpasar, warga Australia bisa membedakan persoalan kriminal dan pariwisata. Bali masih merupakan tujuan pelancongan mereka. ”Kami tak akan mempersoalkan (peringatan) itu dan memilih fokus berpromosi. Kami membidik pasar Tiongkok dan Eropa,” katanya.
Promosi ke luar negeri dan dalam negeri diupayakan terus, dan disesuaikan prioritas. Promosi di luar negeri yang menjanjikan, adalah ke Berlin sekitar Maret mendatang. Dinas Pariwisata dan BPPD Bali mengirimkan delegasi ke kegiatan itu.
Menurut Agung, Bali harus memiliki branding (pencitraan) yang sejalan dengan tema Wonderful Indonesia. Bali pernah dua kali memiliki branding, yaitu "Bali is my life" dan "Bali Santhi Santhi Santhi". Namun, keduanya dinilai tidak menarik untuk pariwisata.
”Kami mempersiapkan branding baru dan ini tidak mudah. Kami akan minta pertimbangan dan masukan dari sejumlah pakar dan pengamat,” ujar Agung.
Agung berharap dana yang disiapkan Kementerian Pariwisata untuk Bali itu disetujui DPR. Pada tahun 2015 Bali menargetkan kedatangan wisatawan asing sekitar 4 juta orang.
Ketua BPPD Bali Cokorda Artha Ardana mengaku lega dengan ada janji pemerintah pusat memberikan bantuan dana. ”Kami tidak bisa berbuat banyak untuk promosi, jika Pemprov Bali hanya memberikan anggaran Rp 1,3 miliar. Bali tetap memerlukan promosi meski sudah dikenal dunia,” kata Ardana.
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali Ketut Ardana pun optimistis pariwisata Bali tak terpengaruh isu eksekusi mati terpidana narkoba. (AYS)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.