Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Wisata Petualangan Butuh Pengetahuan Khusus, Ini Caranya...

Kompas.com - 03/03/2015, 08:39 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Secara geografis, Indonesia terletak di wilayah tropis dan juga berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik (tectonic plate) yang saling bertabrakan yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia dan Lempeng Pasifik. Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki potensi wisata minat khusus atau petualangan yang melimpah. Hutan, gunung, lautan, hingga sungai menghampar di setiap jengkal sudut Indonesia.

Wisata minat khusus atau petualangan di Indonesia kini memiliki peminatnya sendiri. Berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa ingin mencoba sensasi tantangan adrenalinnya. Sementara untuk melakukannya membutuhkan pengetahuan khusus agar dapat menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman.

Titus Kartika Putri (20) mengatakan ia ingin bisa naik gunung, keliling Indonesia, dan menyelam di laut-laut Indonesia. Mahasiswi Prodi Studi Sastra Perancis Universitas Indonesia ini mengaku belum kesampaian untuk naik gunung tapi juga tau cara backpacking, navigasi, dan hal lain.

"Saya perlu masuk Mapala UI karena salah satu goal untuk menyalurkan passion untuk bergiat di alam bebas," tegasnya.

Lain dengan Titus, Muhammad Fachrizal Helmi (20) mengatakan ketika memutuskan untuk masuk Mapala UI, ia berharap untuk bisa dan mengerti ilmu-ilmu yang dapat dipakai untuk main di alam bebas.

"Saya dapat belajar banyak dari hal yang diajarkan dan itu dapat dijadikan bekal untuk menjelajah Indonesia nantinya," ujarnya.

Helmi, mahasiswa Program Studi Sastra Jawa Universitas Indonesia ini mempunyai cita-cita kelak untuk ke pergi ke Papua. Ia melanjutkan, orang tuanya merupakan anggota pencinta alam dan juga membebaskannya untuk masuk kegiatan pencinta alam selama tidak negatif.

Bekal Ilmu untuk Petualangan

Melalui pendidikan anggota baru Mapala UI, para calon anggota mengharapkan untuk mendapatkan ilmu tentang bergiat di alam bebas yang baik dan benar.

Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Anggota Mapala UI BKP 2012 sedang beristirahat di tengah hamparan tumbuhan invasif Mantangan (Meremia peltata) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Rabu (18/08/2013). Penjelajahan taman nasional ini memakan waktu selama 8 hari berada di tengah hutan yang bertujuan untuk mendokumentasikan potensi wisata.
Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia tahun ini melalui Badan Khusus Pelantikan (BKP) kembali menggelar pendidikan anggota baru dalam rangka keberlangsungan dan perkembangan organisasi. Pembukaan pendidikan anggota baru Mapala UI dilaksanakan di sekretariat yang berlokasi di Pusat Kegiatan Mahasiswa, Sabtu lalu.

"Meningkatnya minat mahasiswa untuk bergiat di alam, oleh karena itu BKP Mapala UI menjadi salah satu wadah untuk menyalurkan minat mahasiswa UI tersebut secara aman dan nyaman," kata Ketua Pelaksana BKP Mapala UI 2015, Satria Ramadhan kepada Kompas Travel beberapa waktu lalu.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer ini menambahkan bahwa 122 orang telah mendaftar menjadi calon anggota. Mahasiswa yang mendaftar untuk menjalani pendidikan anggota baru berasal dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia. Berdasarkan survei dari motivasi para calon anggota mengikuti BKP, rata-rata para calon anggota menginginkan pengetahuan dan pengalaman untuk menjelajah Indonesia.

"BKP tahun ini dari bulan Maret sampai bulan September 2015. Pendidikan anggota baru ini terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pengenalan kemampuan dasar bergiat di alam bebas, pengenalan organisasi melalui magang di kepengurusan Mapala UI, dan yang terakhir, tahap perjalanan panjang," katanya

Dok. Kompas TV Panorama bawah laut Raja Ampat yang terkenal indah.
Satria menambahkan selain untuk bekal keamanan bergiat di alam bebas, tujuan pendidikan anggota baru ini juga untuk memupuk rasa cinta tanah air Indonesia melalui kegiatan menjelajah alam sesuai dengan cita-cita berdirinya Mapala UI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com