Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksekusi Mati Diharapkan Tak Ganggu Minat Orang Berwisata

Kompas.com - 05/03/2015, 10:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jakarta, Rudiana mengatakan pihaknya berharap eksekusi mati kasus narkoba yang akan digelar pekan ini tidak mengganggu minat orang berwisata.

"Januari kemarin saat ada eksekusi mati gelombang pertama, sejauh itu tidak ada dampaknya bagi pariwisata. Kalau yang saat ini kami akan pantau dampaknya sebesar apa," kata Rudiana di Jakarta, Rabu (4/3/2015).

Menurut Rudi, eksekusi mati gelombang pertama lalu itu tidak terlalu memberikan dampak bagi pariwisata Indonesia. Ia juga mengaku kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, tetap tumbuh subur.

"Pasalnya waktu eksekusi Januari kan tidak ada orang Australianya, beda dengan yang sekarang. Tekanannya akan sangat besar sekarang. Tapi kami berharap tidak ada perubahan pada tren wisata mereka ke Indonesia," katanya.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Rudi berpendapat, ketegangan antara Indonesia dan Australia seharusnya tidak lantas berdampak pada hubungan bilateral di bidang lainnya seperti ekonomi dan pariwisata.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya merespon ancaman yang dilayangkan Pemerintah Australia untuk memboikot kunjungan wisatawan ke Indonesia apabila Pemerintah Indonesia tetap mengeksekusi mati gembong narkotika Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

"Pariwisata itu basisnya people to people bukan government to government sehingga diharapkan ketika orang tua berantem anaknya masih main bersama, ini diharapkan seperti itu juga," kata Arief.

Oleh karena itu, Arief berharap hubungan people to people termasuk hubungan sosial budaya antara rakyat Indonesia dengan rakyat Australia tetap terjalin baik.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana kelas tempat Presiden AS Barack Obama sempat menuntut ilmu di SD Besuki Menteng, Jakarta.
Sejauh ini, Kemenpar memantau belum ada pengaruh yang berarti terkait ancaman yang dilayangkan Pemerintah Australia tersebut. Meskipun begitu Arief menyatakan berhati-hati untuk berkomentar karena khawatir memperkeruh keadaan.

Arief juga menyatakan tidak akan mengoreksi target untuk kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dari Australia atau tetap pada angka 1,2 juta orang sampai tutup tahun ini. "Tidak akan ada koreksi target, karena secara statistik tidak turun, tidak ada pengaruhnya. Tapi ini bukan berarti menantang ya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com