Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mendaki Gunung Parang

Kompas.com - 08/03/2015, 17:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Parang merupakan gunung batu andesit yang menjulang tinggi dengan titik puncak 900 meter. Pengunjung yang datang ke sini biasanya adalah para pemanjat lokal maupun mancanegara yang ingin menjajal kegarangan tebing ini. Namun selain itu, ternyata puncak Gunung Parang ini juga dapat disinggahi dengan cara mendaki.

Hutan hujan yang tumbuh di kawasan gunung ini menawarkan sensasi petualangan layaknya mendaki gunung-gunung lain. Namun jangan bayangkan untuk menemukan padang rumput luas seperti di Gunung Merbabu atau Gunung Gede. Walaupun tidak tinggi, bersiaplah untuk menjajal jalur bebatuan yang ada di punggung gunung. Berikut tips-tips yang dapat disiapkan jika ingin mendaki Gunung Parang.

Persiapkan fisik ekstra

Tinggi Gunung Parang memang hanya 900 mdpl di atas permukaan laut. Namun sejak meninggalkan kebun warga memasuki batas hutan, Anda akan bertemu dengan jalur bebatuan terjal. Tak jarang ketika mendaki, Anda harus melangkah hingga lutut menempel dengan dada. Medan pendakian akan selalu menanjak hingga puncak gunung. Persiapkan fisik Anda secara ekstra dengan jogging, menu latihan otot seperti push up, back up, dan sit up.

Bawa bekal air minum ekstra

Dalam mendaki gunung, Anda pasti membutuhkan air mineral untuk menghilangkan rasa haus. Dengan medan yang terjal, Anda akan cepat lelah dan keringat akan cepat keluar. Anda akan cepat mengalami dehidrasi. Apalagi ditambah dengan suhu di dalam hutan yang agak lembab. Bawalah bekal air minum ekstra jika mendaki Gunung Parang. Anda tidak akan menemukan sumber air ketika telah memasuki hutan. Jangan sampai penjelajahan Anda terganggu karena dehidrasi.

Alat pengaman

Beberapa titik di jalur pendakian Gunung Parang tergolong terjal. Kontur medan pendakian di peta terlihat rapat. Anda harus menyiasati pendakian supaya tetap dapat menikmati petualangan ini. Untuk melewati medan yang terjal dengan aman dan nyaman dibutuhkan alat pengaman seperti tali atau webbing. Tali pengaman ini berfungsi untuk pegangan ketika Anda mencoba naik ataupun turun di jalur pendakian. Tanah yang gembur akan membuat licin jalur. Bahaya terpeleset akan menimpa Anda. Pastikan jika jalur pendakian terasa sulit karena terjal, pasanglah tali pengaman untuk membantu pendakian Anda.

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Pendaki berada di puncak 2 Gunung Parang di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (27/2/2015). Pendakian menuju puncak dapat ditempuh selama 2 jam dari titik awal di Desa Pasanggrahan.

Gunakan sepatu

Kaki adalah bagian tubuh terberat ketika Anda mendaki gunung. Ketika mendaki gunung tidak disarankan menggunakan sandal. Hal itu karena sandal tidak menutup seluruh bagian kaki dan tidak meminimalisir bahaya yang ada seperti tergores oleh akar atau batu dan kecelakaan seperti terkilir dan juga dingin. Dengan medan pendakian Gunung Parang yang dipenuhi akar-akar dan batu-batu yang cukup tajam, disarankan Anda menggunakan sepatu yang didesain untuk kegiatan alam bebas khususnya mendaki gunung. Gunakanlah sepatu dengan sol cukup keras. Ini menghindari Anda dari terpeleset saat mendaki.

Ajak pemandu

Jalur pendakian Gunung Parang dimulai dari Desa Cirangkong, sekitar satu kilometer dari Badega Gunung Parang. Pendakian akan melewati punggung gunung yang terjal. Beberapa jalur akan bercabang dan menyesatkan para pendaki. Ada baiknya Anda mengajak pemandu ketika mendaki Gunung Parang. Hal ini mencegah Anda tersesat ketika mendaki. Anda dapat menghubungi pengelola Badega Gunung Parang untuk mendapatkan pemandu lokal yang telah menguasai jalur pendakian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com