Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelesir ke Sangeh? Mampir dan Cicipi Lawar Sapi Men Daging

Kompas.com - 09/03/2015, 12:35 WIB

SANGEH, KOMPAS.com - Ni Wayan Jelih (60) atau akrab dipanggil Men Daging merupakan sosok koki andal dalam meracik olahan daging sapi di Sangeh, Badung, Bali. Berawal dari berjualan di sekitar rumah, berbagai menu racikannya mendapat tempat khusus di lidah peggemarnya. Kini rumah sebagai tempat tinggalnya itu digunakan sebagai rumah produksi serta tempat yang nyaman untuk bersantap.  

Seluruh warga Sangeh tahu di mana rumah Men Daging itu berada. Jalan utama satu arah yang menghubungkan obyek wisata Sangeh dapat dijadikan acuan sebelum akhirnya memasuki jalan kecil ke arah selatan. Rumah tinggalnya tak berbeda dengan rumah warga lainnya, terdapat pintu angkul-angkul di bagian depan. Yang kelihatan mencolok, di depan rumahnya terlihat banyak jenis kendaraan berjubel menandakan ramainya jumlah kunjungan pagi itu. (Baca: Nasi Jinggo Bali, Sederhana dan Murah Meriah...)

Di dalam pekarangan inilah, berbagai olahan daging sapi dikemas dengan rempah-rempah khusus tanpa bahan pengawet buatan. Begitu pula nasi yang dimasak, cara tradisional menggunakan kayu bakar masih ia lakukan sampai sekarang.

"Salah satu keunggulan kami yang mempengaruhi kualitas masakan ibu adalah masih menggunakan cara tradisional dan bumbu Bali alami," kata I Nyoman Suartama, putra ketiga Men Daging didampingi ayahnya Ketut Lemo (70), Minggu (1/3/2015). (Baca: Kedai Tjap Loko Jadi Tempat "Nongkrong" Lepas Malam)

Sartama menuturkan, setiap hari Men Daging, perempuan berkaca mata ini selalu sibuk meladeni pembeli. Sesekali waktu aktifitas memasak pun dilakukannya di hadapan sejumlah calon pembeli yang turut antre menanti pesanan. Di dapurnya itu seolah menjadi dapur umum yang digunakan sebagai warung rumahan.

Didukung suasana pekarangan yang asri menambah sensasi ibarat menjadi tamu bertandang ke rumah tangga Men Daging. Suasana pedesaan bersinergi sangat baik dengan alam sekitar antara perkampungan dan tegalan. Suara ayam dan kicau burung di alam bebas kerap mengiringi suasana saat bersantap. (Baca: Piza Tungku di Tempat "Hangout" Baru Selatan Bali)

Di rumah seluas 12 are inilah, pengunjung bebas mau memilih tempat makan seperti apa. Mau duduk dengan kursi atau lesehan. Di beberapa teras rumah desediakan pula tikar serta beberapa meja makan ukuran kecil.

Melengkapi suasana nyaman lainnya, di sekeliling halaman rumah yang ditumbuhi rumput pun kadang digunakan tempat santai oleh sejumlah pelanggan. Tak ada bising walau rumah ini saling berhimpitan antar tetangga lainnya.

Di sini, makanan yang telah dipesan akan dibawa langsung oleh pelayan yang juga merupakan bagian keluarga dari Men Daging. Di pekarangan yang dihuni 3 kepala keluarga ini setiap harinya didatangi pengunjung. Mereka datang dari berbagai golongan dan tempat asal, bahkan pernah didatangi mantan Kapolres Badung serta pernah beberapa anggota DPRD Badung seperti yang dikisahkan kembali oleh putra ketiga Men Daging.

"Waktu bapak Kapolres (AKBP Komang Suartana) datang, suasana sekitar rumah agak berbeda, intel berjaga di sekitaran rumah, pengunjung pun ada yang segan. Kami biasa saja meladeni semua orang," ujar I Nyoman Suartama.

Soal harga, lawar sapi Men Daging cukup terjangkau bagi kantung warga biasa. Satu porsi yang mencangkup bagian nasi, lawar, dan kuah, hanya Rp 20.000. Harga ini sudah termasuk sebotol air mineral ukuran tanggung. Men Daging juga menerima pesanan untuk dibawa pulang selain berbaur oleh pengunjung lainnya yang kebetulan menikmati suguhan spesial ini.

Baik itu warga sekitar dan pengunjung lainnya, di rumah pekarangan ini canda tawa riang acapkali mewarnai suasana yang diselingi obrolan santai antar sesama pengunjung, terajut menjadi satu dalam satu lingkup rumah selayaknya bertamu di kerabat sendiri, di Banjar Muluk, Sangeh, Badung, Bali. (EKA JUNI ARTAWAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com