"Di kawasan timur Indonesia yang diperlukan memang infrastruktur transportasi. Akhir tahun lalu, Garuda Indonesia menempatkan Bali sebagai hub yang extend (perpanjangan) destinasi ke arah timur. Kita juga menempatkan Ujung Pandang sebagai hub," kata Direktur Niaga Garuda Indonesia Handayani saat acara "Seminar Peningkatan Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia untuk Pengembangan Wisata Bahari" yang diadakan Forum Wartawan Pariwisata, di Jakarta, Selasa (10/3/2015). (Baca: Garuda Terbang ke Sabang, Destinasi Wisata Andalan Aceh)
Handayani menyebutkan wisata bahari di kawasan timur Indonesia seperti Raja Ampat, Wakatobi, hingga Labuan Bajo yang banyak digaungkan di media-media asing. Namun, kendalanya adalah umumnya bandara-bandara di kawasan timur Indonesia memiliki panjang landasan (runway) sekitar 1.800 meter. "Runway-nya pendek, jadi ada keterbatasan pesawat untuk bisa ke sana. Kita gunakan jenis ATR dan Bombardier," jelas Handayani. (Baca: April, Garuda Buka Rute Biak ke Nabire dan Wamena)
Memang, lanjutnya, secara kapasitas jadi terbatas. Ia berharap pemerintah bisa melakukan pengembangan infrastrutur termasuk bandara di kawasan timur Indonesia. "Garuda kita kembangkan lebih banyak ke ke arah timur dibanding barat," sambungnya.
Untuk rute domestik sendiri, menurut Handayani, saat ini mencapai 57 rute dengan 150 pesawat. Rencananya akan semakin banyak rute yang dibuka sampai tahun 2020 terutama di kawasan timur Indonesia. (Baca: Turis Tiongkok Makin Mudah Terbang ke Indonesia)
"Banyak kota-kota baru, baru-baru ini saja membuka Sabang. Jadi Garuda sudah terbang dari Sabang sampai Merauke," katanya.
Tahun ini Garuda Indonesia memiliki 18 armada baru. Saat ini, tambah Handayani, Garuda hanya menggunakan pesawat-pesawat berumur muda dengan rata-rata usia 4,5 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.