Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Bekasi Belum Lengkap Tanpa Gabus Pucung

Kompas.com - 14/03/2015, 14:55 WIB

BAGI warga Kota Bekasi ataupun pendatang yang tinggal di Bekasi, tak lengkap rasanya jika tak mencicip makanan tradisional Betawi khas Bekasi. Terutama bagi mereka yang bosan dengan menu restoran cepat saji yang kini terserak di sudut-sudut kota.

Menyebut kuliner khas Betawi di Bekasi apalagi kalau bukan gabus pucung. Jika sedang berada di tengah Kota Bekasi, tidak perlu pikir panjang untuk mampir ke Pondok Gabus Lukman. Lokasinya di Jalan Jenderal Soedirman, tidak jauh dari Stadion Kota Bekasi.

Tak lama berada di Pondok Gabus Lukman, gabus pucung sudah tersaji di depan. Wanginya aroma gabus pucung tercium kuat. Selain gabus, juga sudah siap sepiring nasi dengan dua potong tempe goreng, sepiring kecil sambal cabai hijau, dan sepiring lalapan seperti daun selada, ketimun, terung bundar hijau, dan petai rebus.

Sayangnya, menu istimewa lainnya tak tersedia. Masakan yang sudah dibayangkan sejak dalam perjalanan, yakni pecak lele dan urap kencur, tak tersedia. ”Maaf banget ya Bang, bahannya kagak ada di pasar, ini aja gabus susah banget dapetnya,” kata Lukman, penerus Warung Nasi Sabi’ih sejak 1960 dan sejak 1980 berganti menjadi Pondok Gabus Lukman.

Tak sabar rasanya untuk segera menyeruput kuah gabus berbumbu bawang merah, bawang putih, daun salam, sereh, rempah-rempah, asam, dan pucung atau kluwak. Inilah rawon asam khas Betawi, yakni tidak berbahan daging, tetapi ikan gabus. Orang Banjar di Kalimantan Selatan menyebutnya haruan. Sementara di Bumi Borneo, ikan gabus untuk bahan abon, amplang atau kerupuk, atau dibumbu pedas semacam balado untuk ketupat sayur atau nasi kuning.

Saat ditanya bagian mana dari ikan gabus yang ingin dimakan, ah tentu saja tengah atau badan. Adakah telur ikan gabus? ”Yaelah, kagak ada Bang, emang lagi butuh,” kata Lukman memancing.

Daging ikan gabus memang gurih dan lembut. Daging tidak amis karena dihilangkan dengan abu gosok. Saat penyajian, potongan ikan gabus jadi lebih terang dan tidak terlalu hitam. Kuah rawon gurih sekaligus bercampur sensasi rasa asam.

Apakah cuma Pondok Gabus Lukman tempat pengunjung menikmati sejumlah masakan khas Betawi? Jawabannya, tidak.

Yang ingin petualangan kuliner serupa, cobalah Gabus Pucung Syamsudin Kombo di Harapan Indah, Bekasi, atau warung Tamit Riman di Jatiasih.

Untuk melestarikan kuliner ini, Pemerintah Kota Bekasi membagikan 3.000 bungkus gabus pucung kepada warga Bekasi saat hari bebas kendaraan bermotor, Minggu (8/3). Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, acara itu bertujuan agar makanan tradisional kembali mencuri hati warga Bekasi. Jadi, kalau singgah ke Bekasi, jangan ragu untuk mencicip si hitam gabus pucung. (BRO/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com