Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Kota Tua, Kedepankan Pelestarian Cagar Budaya

Kompas.com - 01/04/2015, 15:52 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 17 gedung di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, akan direvitalisasi PT Jakarta Old Town Revitalization Corp. Revitalisasi gedung tua berumur 300 tahunan itu diharapkan tetap mengedepankan pelestarian benda cagar budaya.

Konsorsium pembangunan kawasan Kota Tua itu menyewa gedung kepada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) selama 20 tahun senilai Rp 120 miliar. Nota kesepahaman penyewaan gedung ditandatangani di Kantor PPI Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Gedung yang disewakan antara lain Blok Tjipta Niaga, dua gedung Tjipta Niaga, blok Kerta Niaga, dan dua gedung lainnya. Blok Tjipta Niaga terdiri dari International Credit en Handles Maatschappij, G Kolff & Co, The Firm of van Vlueten & Cox, dan Rotterdam Lloyd. Adapun Blok Kerta Niaga terdiri dari tiga gedung yang berada di Jalan Kali Besar Timur 8 dan 9, serta di Jalan Pintu Besar Utara 11.

Dulu, kawasan ini merupakan kawasan perdagangan, gudang, dan perkantoran yang mengendalikan jaringan bisnis internasional rempah-rempah, pala, lak, pernis, serta kayu cendana dari Batavia. Jaringan bisnis itu didukung dengan lembaga asuransi dan perbankan di sekitarnya (Windoro Adi, Batavia 1970).

Gedung mangkrak

Direktur Utama PT PPI Wahyu Suparyono mengatakan, sudah sekitar 12 tahun aset milik PT PPI itu mangkrak. Nilai asetnya mencapai Rp 200 miliar. Kerja sama dengan PT Jakarta Old Town Revitalization Corp (JOTRC) ini sangat menguntungkan karena aset-aset dapat dimanfaatkan kembali dan difungsikan sebagai benda cagar budaya. ”Proses perizinan di Kementerian cukup panjang. Ini perjuangan untuk pelestarian kawasan Kota Tua,” ujar Wahyu.

Direktur Utama PT JOTRC Lin Che Wei mengatakan, pihaknya ditantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk merampungkan proyek revitalisasi itu dalam jangka waktu dua tahun.

Proses revitalisasi tidak hanya dilakukan pada bangunan fisik, tetapi juga pembangunan atmosfer masa lampau. Lin akan melibatkan beberapa arsitek, antara lain Andra Matin, Han Awal, Boy Bhirawa, Ahmad Djuhara, dan arsitek dari firma Office for Metropolitan Architecture yang berbasis di Rotterdam, Belanda.

”Dua bangunan akan dipakai sebagai kampus Institut Kesenian Jakarta. Ada pula yang akan menjadi pusat kebudayaan Jepang dan Belanda,” ujar Wei.

Arkeolog Candrian Attahiyat mengatakan, revitalisasi gedung tua merupakan upaya positif. Namun, konsorsium harus melewati tahapan kajian secara menyeluruh baik teknis maupun arkeologis. Salah satunya adalah melibatkan tim ahli kelestarian cagar budaya dan kajian arsip. (DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com