Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santai Menikmati Kepiting Lezat

Kompas.com - 05/04/2015, 12:35 WIB
SEEKOR kepiting punya cerita. Di satu sisi, orang menghindari makan kepiting karena ancaman kolesterol menanti, tangan jadi kotor, dan susahnya memecahkan cangkang keras hanya untuk mendapatkan secuil dagingnya. Namun, di balik semua itu, daging binatang laut bercapit ini begitu lembut, enak, dan memberi efek ketagihan tak tertahankan bagi sebagian orang.

Banyak tempat yang menawarkan hidangan laut ini dengan pilihan menu dan cara penyajian berbeda. Akan tetapi, di mana tempatnya dan apa pun menunya, yang namanya makan kepiting pasti tidak bisa disantap sembari berharap tangan tetap bersih dan cantik.

Jadi, tanpa basa basi lagi, cobalah datang ke Holy Crab Restaurant di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tempat ini, semua makanan, mulai dari nasi, kepiting, hingga udang, dihidangkan di atas kertas karton berwarna putih berukuran besar.

Kertas karton ini menutupi meja makan. Pramusaji yang ramah dan penuh senyum datang ke meja dan menuangkan semua menu pesanan ke atas kertas karton putih itu. Mereka akan membantu memotong cangkang kepiting. Selanjutnya, dengan tangan kosong penikmat kepiting tinggal mempraktikkan keahliannya mencungkil daging putih di balik cangkang. Celupkan ke dalam bumbu sebelum menghantarkan si nikmat itu ke dalam mulut.

Bar-bar

Alyes, pramusaji Holy Crab Restaurant, mengatakan, konsep makan dengan tangan dan tanpa piring ini diadaptasi dari Louisiana, Amerika Serikat. Di wilayah itu, seusai menangkap hasil laut, para nelayan akan menyantap hasil tangkapannya dengan mengajak keluarga dan sahabatnya. Kebersamaan makan yang dituang di atas kertas membuat suasana kian hangat.

Di Lousiana, para nelayan, tetangga, dan sahabatnya biasa menyantap hasil olahan laut itu hanya dengan cara merebus dan selanjutnya menambah cajun powder. Akan tetapi, ketika restoran ini masuk di Jakarta, tentunya mereka menyesuaikan dengan lidah Indonesia.

Mau makan kepiting lokal atau impor, udang, atau lobster di restoran yang baru beroperasi setahun sebulan itu? Meski jenis hidangan lautnya bermacam, mereka hanya menggunakan dua jenis bumbu atau saus saja, yaitu original cajun dan garlic pepper.

Jangan ragu memilih berbagai makanan di sini. Nikmatilah dungeness crab, snow crab, king crab leg impor, dan lobster. Selanjutnya, jangan lupa membenamkannya dulu ke dalam dua saus andalan Holy Crab.

Kalau mau mendapatkan rasa gurih, pilihan jatuh pada saus original cajun. Saus ini memiliki cita rasa bawang putih yang cukup kuat. Sausnya berwarna merah mirip dengan bumbu saus padang, tetapi tak sepedas saus padang.

Lanjutkan dengan kepiting bumbu garlic pepper-nya. Sesuai dengan namanya, saus garlic pepper ini merupakan paduan dari bumbu bawang putih, cabai, dan berminyak.

Cita rasa asli

Menu yang terhidang memikat dengan penampilan berminyak dan bumbu melimpah. Sang koki sengaja memasak saus dengan menambah minyak dari butter. Bumbu tidak terlalu meresap ke dalam masakan karena daging kepiting sudah manis.

Cara masak seperti itu memang strategi pemilik sekaligus chef Holy Crab, Albert Wijaya. Albert memilih menghadirkan cita rasa asli hidangan masakan laut yang memang sudah lezat.

Kalau ingin puas menikmati masakan kepiting, udang, dan lobster di tempat ini, siapkan dompet. Harga yang ditetakan sudah tentu senikmat dari makanan yang disantap. Harga dipatok rata-rata per 100 gram berat hasil laut berkisar Rp 88.000 sampai Rp 120.000. Pilihan minum teh tawar dan manis yang panas atau dingin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com