Presiden meminta agar gunung api tertinggi kedua di Indonesia yang terletak di Kabupaten Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu selalu dijaga dan dirawat kelestariannya.
Hal tersebut dikemukakan Presiden Jokowi saat membuka kegiatan Tambora Menyapa Dunia 2015 di Sabana Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, NTB. Kegiatan itu digelar Pemerintah Provinsi NTB dalam rangka peringatan 200 tahun letusan dahsyat Gunung Tambora.
”Saya minta agar Gunung Tambora dijaga, dirawat, jangan sampai ada yang dirusak,” kata Presiden dalam sambutan singkatnya di padang rumput di kaki selatan Tambora.
Setelah meresmikan TNGT, Presiden meminta peringatan letusan Tambora, yang jatuh setiap 11 April, menjadi momentum untuk mengangkat dunia pariwisata NTB, khususnya Pulau Sumbawa. ”Jadi, tadi sudah saya bisikin kepada Menteri Pariwisata agar tiap tahun ada Festival Tambora,” ujar Presiden Jokowi, yang langsung disambut tepuk tangan hadirin yang memenuhi lapangan rumput itu.
”Yang biayai pemerintah pusat,” tambah Presiden Jokowi, yang kembali disambut tepuk tangan.
Presiden berharap, festival tahunan dapat mempromosikan daerah di Dompu dan Bima, serta daerah lain di NTB.
Kehadiran Presiden di kawasan Sabana Doro Ncanga disambut antusias masyarakat setempat. Ribuan warga masyarakat berkumpul mulai dari lokasi pendaratan helikopter hingga memadati sepanjang jalan menuju tempat acara.
Di tempat acara tersebut, Presiden disambut persembahan tarian kolosal selamat datang ”Rai Saida” oleh Sanggar Tari Kabupaten Dompu, yang dilanjutkan pembacaan sejarah Kabupaten Dompu.
Di tengah rangkaian acara itu, Presiden didampingi Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo dan Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menyerahkan medali finisher dan trofi pemenang lomba ultramaraton terpanjang di Indonesia, Trans-Sumbawa 200, kepada Alan Maulana (29) sebagai juara dan Sitor Torsina Sitorus (45) sebagai pemenang kedua. Trans-Sumbawa adalah lomba ultramaraton yang berjarak 320 kilometer, dari Pantai Poto Tano dan finis di Doro Ncanga. Lomba tersebut diselenggarakan Kompas dan Pemprov NTB dalam rangka peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora.
Zainul Majdi mengungkapkan, letusan dahsyat Gunung Tambora yang membawa bencana besar pada 1815 selama dua abad ini telah memberikan kesuburan bagi Pulau Sumbawa. Tambora pun menjadi bagian dari kawasan strategis yang dikembangkan NTB yang bernama Samota.
Samota adalah akronim dari Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora yang luasnya mencapai total 240.000 hektar. Ketiga lokasi itu menyimpan potensi besar dalam bidang perikanan, kelautan, pariwisata, serta pertanian dan perkebunan.