Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Belanda, Semangat Belajar dari Keterbatasan

Kompas.com - 17/04/2015, 15:45 WIB
SULIT dibayangkan jika melihat luas wilayah hanya sebesar Jawa Barat dan Banten, Belanda menjadi negara pengekspor produk hortikultura terbesar kedua di dunia. Dengan jumlah penduduk 16,8 juta jiwa (2013), air tawar tak mudah didapat, dan sinar matahari yang terbatas tak membuat negara itu tak kehilangan kreativitas dan keunggulan teknologi.

Raut muka Andrie Jon (52), warga Amsterdam, berkerut saat berdiri di hadapan lahan seluas 250 meter persegi terselip dalam Taman Bunga Keukenhof, Belanda. Ia baru tersenyum saat beradu mata dengan rupa wajah yang tersusun dari umbi bunga tulip. Konstruksi lukisan foto diri (selfie) Vincent van Gogh menggunakan topi jerami samar-samar terlihat.

”Van Gogh adalah pelukis besar Belanda yang sepertinya bisa meramalkan masa depan. Dia pergi 125 tahun lalu, tetapi punya banyak gambar selfie seperti anak muda masa kini,” kata Jon tersenyum.

Tahun ini, taman bunga yang dibuka 66 tahun lalu itu ”dikuasai” Van Gogh. Dia menjadi inspirasi untuk pameran bunga di ruangan Orange Nassau hingga taman selfie yang baru di taman seluas 32 hektar ini.

”Taman ini hanya dibuka untuk umum selama delapan minggu setiap tahun. Tujuannya memberi kesempatan bunga tulip tumbuh sehat alami. Tahun ini ada 7 juta tulip yang akan dipamerkan lebih dari 500 petani tulip seantero Belanda,” kata Wim van Meerveld, Manajer Marketing dan Sales Keukenhof.

Salah satu yang ditunggu adalah tulip ungu kehitaman yang sengaja ditanam merekonstruksi wajah Van Gogh. Wujudnya lahir dari tangan petani dan pemahaman teknologi saat menyilangkan varietas tulip untuk melepas rindu melihat tulip hitam dan biru, dua warna yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Dari hanya satu umbi, kini ada 2.000 umbi yang siap mekar. ”Karena keunikannya, kami menamakannya tulip Van Gogh,” katanya.

Terbesar

Tulip Van Gogh ditampilkan pada Kompas dan rombongan wartawan Asia, Eropa, dan Afrika dalam tur media hortikultura, ditemani suhu 5-6 derajat celsius, pada 23-27 Maret 2015. Pemerintah Belanda mengajak para jurnalis melihat dapur keberhasilan mereka menjadi pengekspor hasil pertanian terbesar kedua di dunia.

Tulip punya peran besar. Dalam setahun, ada 2,1 miliar tulip yang ditanam di lahan seluas 10.000 hektar diekspor. Ada juga bunga anturium milik Perusahaan Anthura atau anggrek berbagai jenis dari Ter Lak Orchid. Bersama tomat, cabai paprika, hingga jamur, Belanda sejahtera dari sektor hortikultura.

Rubert Konijn dari Topsector Horticulture, lembaga kajian ekonomi di Belanda, mengatakan, nilai ekspor Belanda dari sektor pertanian 107 miliar dollar AS pada 2013 atau meningkat 9 persen dari tahun sebelumnya. Sebanyak 39 persen di antaranya disumbangkan hortikultura.

Salah satu faktor pemicu peningkatan itu adalah 10.000 hektar pertanian rumah kaca atau sekitar setengah total lahan pertaniannya. Dengan inovasi penghematan energi, para petaninya punya kuasa menentukan suhu, kebutuhan air, hingga pasokan karbon dioksida menjamin panen hortikultura sepanjang waktu.

Rumah kaca yang hangat milik perusahaan tomat keluarga Duijvestijen misalnya. Pasokan listrik kebun tomat seluas 14,5 hektar itu memanfaatkan energi panas bumi untuk listrik, pemanasan rumah kaca, hingga produksi CO2, yang dikembangkan sejak lima tahun lalu.

Teknologi ini berkontribusi menghasilkan 9.750 ton tomat per tahun yang nyaris tak menggunakan energi fosil sebagai bahan bakar utamanya. Tahun ini mendapatkan penghargaan petani terbaik dunia dalam ajang pameran buah segar besar di dunia, Fruit Logistica, di Berlin, Jerman.

Perkebunan jamur putih keluarga Champignon Kwekerij Gemert (CKG) punya alternatif lain. Penggunaan panas dari kompos daur ulang bisa mengurangi konsumsi bahan bakar dan CO2. Inovasi ini berandil mengantarkan CKG menerima penghargaan dari Biobased Economy Competition, kompetisi perusahaan ramah lingkungan di East Brabant, Belanda, tahun lalu.

”Kami juga dibantu perangkat teknologi untuk meringankan kerja dan menghemat biaya produksi. Contohnya teknologi pemotong jamur kurang dari semenit. Hanya delapan orang pekerja di kebun seluas 5.000 meter persegi ini. Omzetnya mencapai jutaan euro per tahun,” kata pengelola CKG, Pieter van den Boomen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com