Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani? Lima Wahana Hiburan Mengerikan di Dunia

Kompas.com - 24/04/2015, 11:40 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

Sumber CNN Travel
KOMPAS.com - Ketika mengunjungi taman hiburan, wisatawan cenderung mencari wahana yang menantang adrenalin. Misalnya roller coaster atau kereta luncur. Berputar-putar mengikuti rel, turun mendadak, dan terombang-ambing adalah sebuah sensasi yang siap meneror psikologis penumpang.

Berbagai taman hiburan di dunia menyediakan wahana-wahana yang menakutkan sebagai salah satu atraksi. Stefan Zwanzger dari Jerman adalah orang yang telah mengunjungi 120 taman hiburan di seluruh dunia. Ia membuat daftar lima wahana yang menakutkan setelah mencoba wahana tersebut. Berikut kelima wahana tersebut

Stefan Zwanzger/The Theme Park Guy Kereta luncur berkarat
Kereta luncur berkarat di Pyongyang

Hidup di negara totaliter memang menakutkan. Namun, Korea Utara memiliki Kaesan Youth Park sebagai sebuah upaya untuk memberi kegembiraan di Kota Pyongyang.

"Ketika mengunjungi Korea Utara, Anda tidak akan pernah benar-benar aman dan santai. Bahkan ketika memasuki wahana. Pengunjung akan bertanya apakah wahana dapat berjalan dengan aman? Jaring pengaman bukanlah tanda yang baik," kata Zwanzger.

Stefan Zwanzger/The Theme Park Guy Wahana kereta hantu di Azerbaijan
Kereta hantu menjijikan di Azerbaijan

Kebanyakan kereta hantu tidak dikunjungi karena kurang menakutkan para penumpang. Ketika Zwanzger mengunjungi, ia kurang beruntung karena hanya dapat melewati jalur di pinggir laut yang menyebabkan rasa nyeri.

"Bayangkan jika Anda berada sendirian di kereta hantu, melewati saat gelap, dan tiba-tiba tirai yang lengket jatuh dari atas dan melekat pada hidung Anda," katanya.

Keluhan berikutnya adalah walau kereta hantu itu terus meluncur, namun tirai tak bergerak dari menutupi hidung. "Karena kendala bahasa, operator tidak mengerti keluhan saya, tapi sepertinya dia memang tidak peduli juga," keluhnya.

Stefan Zwanzger/The Theme Park Guy Eram Park, Iran
Leher patah di Iran

Di Taman Eram, Iran, pengunjung merasa terganggu oleh lemparan dari gerakan kereta luncur. Bagi Zwanzger, kereta luncur itu seakan melemparkan penumpang dalam satu lingkaran yang rapat hingga penumpang hampir dapat melihat bagian belakang kepala mereka sendiri.

"Ketika, saya melihat kereta luncur ini pertama kalinya, saya pikir naik itu akan sakit," katanya.

Ternyata benar saja. Setelah naik kereta luncur tersebut, ia menderita nyeri pada leher selama dua hingga tiga jam.

Stefan Zwanzger/The Theme Park Guy Bianglala Kathmandu
Bianglala terlalu cepat di Nepal

Cobalah wahana bianglala dan gunakan kecepatan tinggi. Begitulah orang-orang Nepal merasakan bianglala tersebut.

"Wahana tersebut telah kecepatan lebih dari yang biasanya," kata Zwanzger. Ia tidak sempat mencoba wahana yang berada di Kathmandu Fun Park tersebut karena antreannya terlalu panjang.

Ia mengatakan bahwa di taman hiburan ini, Anda dapat mendengar teriakan yang tak lazim. Biasanya teriakan girang yang terdengar dari penumpang bianglala. Sementara penumpang bianglala di Nepal ini, yang terdengar adalah teriakan seakan minta turun.

Wahana chairoplane di Tiongkok

Penumpang wahana chairoplane terikat di kursi yang kemudian dibawa terbang berputar hingga tinggi dengan kesan seperti terlempar dengan tali. Biasanya kursi hanya terbang beberapa meter dari atas tanah.

Namun di taman hiburan Fantawild di Qindao, Tiongkok, wahana chairoplane membawa penumpang "terbang" berputar begitu tinggi hingga posisi duduk penumpang nyaris horisontal.

"Saya satu-satunya penumpang. Dan, saat sudah di udara, rantainya berbunyi berisik, bahkan kursinya menjadi bergerak liar. Rasanya sebuah perjalanan panjang yang mencekam," kata Zwanger.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Travel
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com