Tubuh-tubuh mungil para bocah ini terbungkus rapat. Sepatu boot khusus ski ukuran mini yang berstruktur kaku tak memungkinkan mereka berlarian. Di atas hamparan salju, masing-masing sepatu itu terkunci pada bilah papan peluncur di bawahnya. Toh, perangkat ini tak mematahkan semangat mereka bersuka ria, meluncur, jatuh, tertawa, bangun, lalu meluncur lagi.
Bocah-bocah ini berusia 4 -5 tahun. Mereka sedang mengikuti kelas kursus ski di resor Club Med Valmorel. Resor berada di kawasan Pegunungan Alpen, Perancis. Lembah dan lereng yang menjadi wilayah ”petualangan” ski di area ini membentang pada rentang ketinggian dari 1.250 meter hingga 2.550 meter dari permukaan laut.
Meski berada di wilayah Perancis, Valmorel bisa dijangkau dalam 2,5 jam perjalanan berkereta dari Geneva, Swiss. Sementara dari Paris, resor ini bisa didatangi dengan berkereta dari Gare de Lyon menuju Chambery Challes, kemudian berganti kereta dari Chambery ke Moutiers Salins, stasiun terdekat dari Valmorel. Selama sekitar 4,5 jam perjalanan kereta, pemandangan khas pedesaan Perancis seperti berlari di kanan-kiri kereta. Pemandangan lahan pertanian dan padang rumput berbukit-bukit dengan sapi dan kuda yang leluasa merumput seolah menandai masa liburan.
Mobil penjemput atau taksi akan membawa tamu ke Club Med Valmorel yang berjarak sekitar 14 kilometer dari Stasiun Moutiers Salins. Meski tak terlalu jauh, petualangan sudah dimulai dalam perjalanan bermobil. Jalanan berliku, menanjak, dan relatif sempit. Kabut yang kadang memperpendek jarak pandang jadi tantangan.
Chelali Amine yang bertugas di Club Med Valmorel menyambut tamu-tamu dengan ramah, sambil menjelaskan, Club Med Valmorel adalah resor keluarga. Keseriusan menggarap segmen keluarga antara lain dapat dilihat pada fasilitas dan jadwal kegiatan harian yang ditawarkan. Club Med Valmorel mempunyai fasilitas dengan program pengasuhan untuk bayi mulai usia empat bulan hingga anak-anak usia 11 tahun. Bagi anak yang beranjak remaja hingga remaja usia 18 tahun disediakan pula fasilitas khusus.
Masing-masing fasilitas itu ditangani sejumlah ”GO” (gentil organisateur), sebutan bagi anggota staf Club Med Valmorel yang dilatih untuk bergaul dan menghibur tamu, termasuk tamu-tamu cilik itu. Sementara orangtua mereka bermain ski, hiking di bukit-bukit berhutan pinus, atau spa, misalnya, anak-anak sibuk dengan kegiatan bersama teman baru seusia mereka di klub masing-masing.
Salah satu kegiatan itu adalah kursus ski tingkat pemula bagi anak-anak yang rata-rata berusia empat hingga lima tahun. Mula-mula, anak-anak diajari menggunakan perangkat ski dan berlatih meluncur di bagian halaman Club Med Valmorel yang bersalju. Jean Michel, salah satu instruktur ski senior di Valmorel, mengatakan, dalam kursus selama sepekan anak-anak biasanya sudah bisa dibawa untuk meluncur di lereng yang lebih tinggi pada hari ke-3 atau ke-4. Meski begitu, bermain ski bersama anak hanya dibolehkan pada zona ski yang aman.
Melihat anak-anak beraksi dengan perangkat ski mereka adalah pemandangan mengasyikkan.Sebagai pemula, anak-anak cepat terampil, tetapi bukan karena mereka terlahir di negeri-negeri bersalju. Salah satu hal penting yang membuat anak-anak ini segera piawai berski adalah karena mereka tak digelayuti rasa cemas seperti umumnya pemain ski pemula yang sudah dewasa.
Tak cukup hanya kostum, udara dalam titik beku di hamparan salju itu mesti dilawan dengan gerak tubuh yang menghasilkan panas. Ketika bermain ski, keringat bisa mengalir di balik baju tebal dan berlapis-lapis itu.
Pesta
Setelah lelah bermain ski seharian, pada petang harinya anak-anak berpesta. Club Med Valmorel merancang pesta tiap petang untuk anak-anak, disambung pertunjukan malam untuk orangtua mereka. Setiap pesta dan pertunjukan itu melibatkan audiens—anak-anak ataupun dewasa—dan dirancang bertema.
Suatu sore, setelah lima hari mengikuti kursus ski, anak-anak mengikuti upacara paling penting dalam masa liburan mereka: wisuda. Mereka diundang satu per satu ke atas panggung untuk menerima medali. Medali itu menandai anak-anak sudah lulus kursus ski sepekan, lalu boleh menyebut diri sebagai pemain ski.
Anak-anak tak lantas segera masuk kamar dan tidur. Sebagian berkumpul nggelesot di bawah panggung menonton para penampil atau orangtua mereka menari.
Keesokan harinya, di resor itu berseliweran bocah-bocah dengan medali tergantung di leher. Di ruang makan, di halaman, di mana pun sepanjang sisa masa liburan itu, kebanyakan bocah tak mau melepas medali kebanggaan mereka sebagai pemain ski baru.
Tawa riang bocah-bocah mengantar musim dingin berlalu.... (NUR HIDAYATI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.