"Nelayan dengan menggunakan perahunya mengantar wisatawan melihat atraksi lumba-lumba di sekitar perairan tersebut yang penghasilannya kadangkala lebih besar dari hasil menangkap ikan," kata Nyoman Suwidana (38), salah seorang nelayan di Lovina, Buleleng, Selasa (12/5/2015).
Menurut Suwidana, memang tidak menentu penghasilan, baik sebagai nelayan maupun memandu wisatawan. Namun yang lebih menjanjikan adalah mengantar wisman menyaksikan lumba-lumba. "Kalau jadi nelayan serba tak menentu, tangkapan ikan juga tidak terlalu banyak, jadi saya memilih menjadi pemandu wisata saja," tutur Nyoman Suwidana.
Ia memaparkan, penghasilan sebagai pemandu wisata cukup untuk menghidupi keluarga di rumah. Rata-rata dalam satu hari memperoleh penghasilan sebesar Rp 800.000. Penghasilan bisa bertambah jika musim liburan, karena tamu yang datang lebih ramai dari hari biasanya.
Tarif untuk melihat lumba-lumba di perairan bebas itu dipatok Rp 100.000 per orang. Untuk satu perahu bisa memuat empat penumpang. Jadi, sekali jalan melihat lumba-lumba selama dua jam, memperoleh penghasilan sebesar Rp 400.000.
Suwidana melanjutkan, teman-temannya yang lain banyak yang beralih profesi menjadi pemandu wisata karena penghasilan sebagai nelayan kurang menjanjikan.
"Bukan saya saja, yang lain juga banyak beralih profesi menjadi pemandu wisata lumba-lumba. Ini karena minimnya penghasilan yang didapat jika bekerja sebagai nelayan, belum lagi kalau sedang tidak musim, bisa tidak dapat ikan sama sekali," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.