Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Destinasi Wisata Sejarah di Muntok

Kompas.com - 23/05/2015, 10:35 WIB
KOMPAS.com - Apa obyek wisata menarik di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung? Wisata bahari? Sudah pasti ada. Namun sebelum Anda mengunjungi pantai-pantai di Pulau Bangka, ada baiknya mengunjungi tempat-tempat bersejarah di pulau ini. Tokoh-tokoh penting zaman kemerdekaan banyak diasingkan ke Bangka. Berikut obyek wisata "aroma" sejarah perjalanan bangsa yang ada di Kabupaten Bangka Barat, dengan ibu kota Muntok.

Pasca Agresi Militer Belanda di Yogyakarta tahun 1949, Presiden Soekarno (Bung Karno) dan Wapres Mohammad Hatta (Bung Hatta) dan para tokoh lainnya diterbangkan ke Muntok dengan alasan supaya terisolir dari pergaulan dunia internasional.

Dari Pangkalpinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung menuju Muntok butuh waktu sekitar 3 jam dengan untuk jarak 138 kilometer. Cuma sepanjang perjalanan menuju Muntok, tidak banyak tempat-tempat menarik yang dilalui. Meskipun jalan terbilang mulus, untuk menuju kota di ujung barat Pulau Bangka ini tak banyak melewati tempat-tempat wisata, terutama untuk melepas lelah atau mencicipi makanan tradisional setempat.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Mobil BN 10 yang sering digunakan Bung Hatta selama masa pengasingan masih tersimpan di Pesanggrahan Menumbing di kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Nama Muntok

Sekitar tahun 1724-1725, Sultan Mahmud Badaruddin I memerintahkan kepada istri dan para petinggi kesultanan untuk berangkat dan melihat serta memastikan lokasi yang akan dipilih untuk tempat tinggal keluarga dari Siantan, salah satu negeri di bawah kekuasaan Kesultanan Johor.

Kemudian mereka berangkat dari Palembang menuju Pulau Bangka. Setelah pelayaran sampai di perairan luar Sungsang, dari kejauhan Ratu melihat sebuah daratan yang merupakan bagian dari Pulau Bangka. Semakin dekat daratan yang dituju, ternyata daratan tersebut adalah sebuah tanjung. Maka Ratu berujar dalam bahasa Melayu Siantan, "Daratan Entoklah" atau "A Muntok jadilah" (kalau itu jadi) sambil menunjuk ke arah daratan tersebut.

Maksud dari ucapan ini bahwa daratan yang di depan adalah tempat yang layak untuk kediaman keluarga dari Siantan. Ucapan Ratu tersebut selanjutnya menjadi cikal bakal pertama penamaan Muntok. Kata "entok" dalam dialek Melayu Siantan tersebut artinya "itulah". Setelah itu Sultan pun memerintahkan Wan Akub serta keluarga dari Siantan untuk mendirikan tempat tinggal di daerah tersebut.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kamar Bung Karno selama dalam masa pengasingan oleh Belanda di Pesanggrahan Menumbing, Muntok, Bangka Belitung.
Camat Muntok Rahmad Dalu menjelaskan, sebagai Kota Timah dan Kota 1.000 Kue, segala jenis wisata yang disukai wisatawan ada semua di Muntok. "Ada wisata sejarah, wisata alam, wisata pendidikan, wisata bahari. Semua ada di Muntok. Ada juga kelenteng dan masjid berdampingan," katanya.

Berikut tiga destinasi wisata di Muntok yang sarat dengan sejarah perjalanan bangsa.

1. Pesanggrahan Menumbing

Pesanggrahan Menumbing merupakan destinasi wajib dikunjungi para pelancong. Jaraknya 12 kilometer dari kota Muntok. Pasalnya, di tempat dengan ketinggian 445 meter di atas permukaan laut (mdpl) inilah para tokoh kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta diasingkan Belanda pasca Agresi Militer Belanda di Yogyakarta. Mereka diasingkan ke Muntok untuk membatasi pergaulan para tokoh ini dengan dunia internasional. Selain Bung Karno dan Bung Hatta, para tokoh yang turut diasingkan ke Muntok adalah A Gafar Pringgodigdo, Ass'aat, Surya Darma, Ali Sastroamidjojo, Moh Roem, dan H Agus Salim.

Penjaga Pesanggrahan Menumbing, Mas Sutejo dengan ramah akan menunjukkan dan menjelaskan secara detil ruang-ruang bangunan yang dibangun tahun 1928 itu kepada wisatawan yang datang. Setelah memasuki ruang tamu, wisatawan akan melewati sebuah aula. Dulunya aula ini merupakan penjara untuk para tokoh republik sebelum dialihfungsikan sebagai tempat sidang tentara Belanda.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Pesanggrahan Menumbing di Muntok, Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.
Di pojok ruangan terdapat mobil Ford Deluxe 8 silinder berpelat BN 10 yang sering digunakan Bung Hatta bolak-balik Muntok-Menumbing. Kamar Bung Karno ada di pojok ruangan. Suasana masih dipertahankan sesuai aslinya. Bung Karno sempat diasingkan di Pesanggrahan Menumbing. Namun karena tidak tahan dengan udara dingin, Bung Karno minta dipindahkan ke Pesanggrahan Muntok atau Wisma Ranggam.

Setelah tanggal 5 Juli 1949 diumumkan pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta, maka tanggal 6 Juli 1949, Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasional itu diterbangkan ke Yogyakarta.

2. Museum Timah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com