Begitu cantik pantai ini. Jangan khawatir pula terdapat warung makan berjejer di lokasi ini jika anda lapar. Burung camar laut tampak menari di langit yang kebetulan cukup cerah siang itu, menambah sensasi laut. Aroma laut campuran udara dan garam tampak terasa di hidung.
Dahulu, saat batu malikan masih banyak terseak di pasir putihnya pengunjung dapat mendengar langsung bunyi angin yang menyapu batuan tersebut yang menghasilkan nada-nada indah seperti serunai.
"Pantai Linau memang belum begitu populer di kalangan wisatawan, namun belakangan ini mulai banyak para turis dari Amerika datang untuk mandi, snorkeling dan berjemur, karena terumbu karangnya masih cukup asli," kata Ketua Karang Taruna Desa Linau, Agus.
Agus bercerita Linau sebenarnya berasal dari kata line new yang ditinggalkan dari bahasa para penjajah yang mengartikan garis baru atau rute pelayaran baru. Bagaimana tidak Pantai Linau berada cukup strategis di Samudera Hindia. Hingga kini kawasan tersebut masih dimanfaatkan Pemda Kaur dan Bengkulu sebagai dermaga lokal.
Pantai Linau pada zaman Belanda merupakan dermaga laut perdagangan kompeni cukup sibuk. Dari pantai inilah, Belanda mengirimkan harta rampasannya ke Eropa. Barang rampasan itu berupa lada, cengkeh, kayu dan hasil bumi lainnya. Strategisnya Pantai Linau bagi kepentingan Belanda kala itu dibangunlah sebuah Benteng Linau yang terletak di bukit sebelah utara pantai. Bukit tersebut dilengkapi dengan beberapa meriam. Diduga benteng tersebut sebagai menara alam untuk mengintai kedatangan musuh.
Pantai Linau terletak di Kabupaten Kaur yang berbatasan dengan Provinsi Lampung. Jarak dari Ibu Kota Bengkulu menuju lokasi ini sekitar 250 kilometer dapat ditempuh menggunakan moda transportasi darat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.