Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Sesama Pesepeda, Kekhawatiran akan Malaria Hilang

Kompas.com - 03/06/2015, 06:03 WIB
Wisnubrata

Penulis

SENTANI, KOMPAS.com - Kegembiraan menghilangkan kekhawatiran. Itulah yang terjadi saat para pesepeda peserta "Jelajah Sepeda Kompas - Papua" bertemu. Sejak perjumpaan di bandara Soekarno Hatta Cengkareng, rasa persaudaraan antar pesepeda sudah tampak. Setiap orang yang datang disambut uluran tangan , sapaan dan pelukan.

Semakin banyak peserta yang datang, suasana makin ramai dan hangat. Berulang kali para peserta selfie bersama, disertai teriakan-teriakan gembira. Keceriaan itu bahkan berlanjut hingga masuk pesawat pada pukul 23.00 Senin malam (1/6/2015). Semua orang sepertinya lupa soal malaria yang selama ini menjadi topik hangat dalam grup WhatsApp.

Setelah terbang sekitar 5 jam, rombongan peserta jelajah sampai di bandara udara Sentani, Selasa pagi. Ternyata di luar bandara, peserta jelajah disambut oleh "Jayapura Cycling Club" (JCC), kelompok pesepeda setempat. Puluhan orang termasuk anggota yg masih anak-anak menyambut dengan jersey kebesaran klub. Dua belas anggota JCC bahkan menyertai peserta "Jelajah Sepeda Kompas" menuju kota Sarmi untuk ikut gowes besok pagi.

Dari Bandara Sentani rombongan bergerak menggunakan tiga bus dan beberapa mobil serta truk menuju Sarmi. Dalam perjalanan para peserta bisa melihat jalanan yang akan dilalui bersepeda dua hari ke depan, yakni Rabu dan Kamis.

Saat melihat jalanan yang naik turun, para pesepeda berseloroh, "Horeeee jalannya datar.. ", atau saat melewati tanjakan, berseru, " Horeee ada turunan.."

Segera terbayang, etape kedua yang menempuh jarak sekitar 145 kilometer dari Bonggo menuju Sentani akan ditutup dengan jalanan berkelok-kelok yang penuh tanjakan.

Namun tantangan jalur itu sepertinya tidK terlalu meresahkan para peserta. Kehebohan justru muncul saat seekor nyamuk ketahuan memasuki bus yang kami tumpangi. Kehebohan ini tentu saja bukan sesuatu yang serius, melainkan candaan belaka.

Dalam perjalanan menuju Sarmi, kami juga menjumpai puluhan jembatan yang rusak dan digantikan papan papan kayu yang disusun untuk melintas kendaraan. Selain itu ada pula belasan kilometer jalan yang rusak, nyaris berupa hamparan pasir dan kerikil.

Namun semua itu tetap tidak menghilangkan keceriaan para peserta. Bahkan bus yang AC-nya mati bahkan mogok di jalan pun tidak menghilangkan senyum kami.

Sorenya, meski terpisah- pisah karena salah satu bus tidak bisa melanjutkan perjalanan, namun semua anggota rombongan selamat tiba di Sarmi. Hal pertama yang dilakukan adalah merangkai sepeda yang akan dipakai esok pagi. Selanjutnya para peserta makan malam bersama dan diminta segera istirahat karena besok pagi adalah hari bersepeda.

Jelajah Sepeda Papua menempuh jarak sekitar 513 kilometer dan dibagi menjadi lima etape dengan waktu lima hari. Berangkat dari Sarmi, pesepeda akan menuju Bonggo pada etape pertama. Di Bonggo para peserta akan bermalam di tenda. Dilanjutkan keesokan harinya, pada etape kedua, peserta gowes dari Bonggo menuju Sentani yang berjarak 147 kilometer.

Etape ketiga menempuh jarak 85 kilometer dari Sentani ke Jayapura, sekaligus berkeliling di kota Jayapura. Etape selanjutnya adalah Jayapura-Merauke-Sota. Pada etape ini pesepeda terbang ke Merauke, lalu dilanjutkan menempuh jarak 80 kilometer ke Sota, wilayah perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.

Pada etape kelima, setelah menginap di tenda, para pesepeda akan menempuh jarak 90 kilometer dari Sota menuju kota Merauke, melewati Taman Nasional Wasur. Jelajah Sepeda Papua akan diakhiri di titik finish Lapangan Mandala Merauke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com