Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tegangnya Berburu Babi secara Tradisional di Bengkulu

Kompas.com - 08/06/2015, 18:06 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Minggu (7/6/2015), pukul 08.00 suasana di Desa Rena Semenak, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), mendadak riuh oleh manusia dan 700 ekor anjing. Jalan tanah merah yang becek semakin berkubang saat orang berkumpul di kawasan itu terus berdatangan. Tepat di depan Gedung Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Bengkulu Tengah didirikan satu panggung dan berjejer kursi. "Sebentar lagi acara berburu babi akan dimulai," kata Syahrial sambil menarik anjingnya yang tampak begitu kekar.

Usai acara pembukaan, beberapa orang yang ditunjuk sebagai "muncak" (pendeteksi babi) berangkat terlebih dahulu ke hutan. Kali ini wilayah jelajah berburu seluas enam kilometer persegi, terdiri dari hutan, dan kebun warga. Sinyal dari "muncak" telah didapat bahwa ada ratusan babi di lokasi perburuan, maka ratusan anjing berburu yang tentu saja terlatih mulai beraksi.

Awalnya ratusan anjing tersebut dilepas secara berkelompok beserta pemilik menyisiri bukit dan lembah. Terdapat jalan tanah merah yang membelah kawasan itu dapat dilalui mobil gardan ganda, beberapa mobil tampak mondar-mandir di jalan sepanjang enam kilometer itu mengantarkan anjing dan pemiliknya ke titik buruan. Sekitar 45 menit perburuan dimulai, mulai terdengar teriakan keras masing-masing pemburu dari satu kelompok ke kelompok lain saling bersahutan ditimpali gonggongan anjing. Itu menandai ada seekor babi yang terkepung.

Dalam kondisi seperti ini kewaspadaan harus tinggi karena babi yang terkepung akan sangat membahayakan manusia dan anjing pemburu. Dari lembah dan bukit sahutan pemburu dan suara menyalaknya anjing semakin keras. KompasTravel saat itu menumpang Mitsubishi Strada Triton menyusuri jalan merah yang lengket itu, beberapa kali ban mobil terselip di lumpur. Mobil melaju, sementara di kanan kiri jurang tampak para pemburu dan anjingnya memantau kalau saja ada babi yang coba melarikan diri.

Benar saja, pada saat mobil melaju pelan dari arah kiri jalan menyeberang seekor babi dewasa. Babi itu berhasil lolos dari kepungan anjing pemburu dan kali ini melintas berjarak sekitar 30 meter dari mobil yang kami tumpangi. Tak ada rasa takut dari sorot mata babi itu, dengan liar ia mengambil ancang-ancang lalu menyeruduk kepala mobil yang kami tumpangi. Pengemudi dan beberapa penumpang mobil berteriak karena terkejut, tak menduga mendapat serangan cepat dan mendadak itu.

kompas.com/Firmansyah Peserta berburu babi massal yang berdatangan di lokasi dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu
Seekor babi tampak terkurung di bawah mobil namun masih sangat liar, sementara di kabin belakang mobil terdapat lima ekor anjing yang serta merta melompat dan mengeroyok babi tersebut. Sempat terlihat babi berlari kencang ke arah lembah, namun anjing pemburu tak ingin mangsa mereka lepas.

Puluhan anjing lain yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi itu ikut menyusul ke dalam jurang. Sekitar 30 menit aksi pengeroyokan anjing terhadap satu ekor babi berlangsung, setelah itu puluhan anjing di dasar jurang kembali ke jalan tanah merah. Kabar yang diperoleh, babi tersebut mati. "Jika mati dibiarkan saja, kalau ada yang mau memanfaatkan dagingnya silakan ambil," kata Al pengemudi kami.

Hari belum terlalu siang. Sebanyak 10 ekor babi berhasil dilumpuhkan para pemburu bersama anjingnya yang terlatih itu. Sementara ada satu ekor anjing ditemukan mati dengan kondisi leher luka akibat digigit babi, dan beberapa ekor anjing lainnya mengalami luka ringan. "Kami selalu menyiapkan dokter hewan," ungkap Wakil Bupati Bengkulu Tengah, M Shobri.

Shobri menjelaskan, berburu babi merupakan bentuk olahraga dan juga upaya pemerintah untuk mengurangi hama babi di daerah itu. "Perkembangbiakan babi cukup cepat, banyak tanaman masyarakat hancur dan babi merupakan hama bagi tanaman petani, jadi kegiatan ini rutin digelar setiap tahun dengan peserta kadang dari berbagai wilayah di Sumatera," tambah Shobri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com