Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia Bidik Wisatawan Malaysia dan Tiongkok

Kompas.com - 18/06/2015, 19:32 WIB
PARIS, KOMPAS - Saat ini merupakan momentum yang tepat bagi wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Dengan nilai tukar rupiah yang melemah, biaya wisatawan asing mengunjungi Indonesia dan berwisata di Indonesia menjadi lebih murah.

Hal itu diungkapkan Group CEO AirAsia Tony Fernandes seusai menerima penghargaan sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik di dunia dan Asia dari Skytrax, di Paris Air Show 2015, di Perancis, Rabu (17/6/2015).

”Penghargaan itu memberi motivasi besar kepada kami untuk terus berupaya menjadi yang terbaik di Indonesia. Kami menjadi bagian yang berusaha menerbangkan wisatawan asing ke Indonesia. Saat ini sangat tepat waktunya bagi wisatawan asing mengunjungi Indonesia karena biayanya menjadi lebih murah,” kata Tony, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Agustinus Handoko, dari Perancis.

Nilai tukar rupiah, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, pada Rabu, ditetapkan Rp 13.367 per dollar AS. Nilai tukar rupiah itu melemah dari sehari sebelumnya Rp 13.333 per dollar AS. Dengan nilai tukar rupiah yang melemah, wisatawan asing yang menukarkan mata uang dollar AS akan mendapatkan rupiah yang lebih banyak.

Selain Bali yang sudah menjadi destinasi utama wisatawan asing, AirAsia juga menawarkan destinasi baru bagi wisatawan asing, yakni Bandung, Jawa Barat. Melalui penerbangan langsung dari Kuala Lumpur-Bandung, makin banyak wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Bandung. Bandung menawarkan beragam jenis wisata, dari wisata alam, belanja, hingga kuliner.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Wisatawan mancanegara mengunjungi Benteng Tolucco di Ternate, Maluku Utara, Selasa (15/4/2014). Benteng yang dibangun oleh Francisco Serao pada 1540 ini juga sering disebut Benteng Holandia atau Santo Lucas.
”Air Asia tumbuh dari bisnis internasional. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia mendorong pariwisata untuk menopang perekonomian Indonesia. Upaya-upaya seperti ini akan positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Tony.

Perekonomian Indonesia melambat menjadi 4,7 persen pada triwulan I-2015. Dari data Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia pada Januari-April 2015 sebanyak 3,05 juta wisatawan.

Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menjelaskan, ada rute domestik yang tak sehat, yakni hanya ramai pada satu arah dan sebaliknya sepi. Ada juga rute yang tidak harian, tetapi jumlah penumpang stagnan. ”Untuk rute seperti itu, kami harus berani mengevaluasi. Jika tak bisa berkembang, rute akan ditutup dan aset dialihkan untuk menambah frekuensi penerbangan internasional,” katanya.

Selain membidik wisatawan Malaysia, Air Asia Indonesia membidik wisatawan asal Tiongkok. Ia mencontohkan, pariwisata Thailand maju pesat dalam beberapa tahun terakhir ini karena kunjungan wisatawan Tiongkok meningkat.

Berdampak

Sunu menilai, keputusan pemerintah membebaskan visa bagi banyak negara akan berdampak signifikan. Hal ini akan direspons oleh Air Asia Indonesia dengan menambah frekuensi penerbangan internasional.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam berbincang-bincang dengan penduduk di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
AirAsia juga mengumumkan penggunaan aplikasi Airbus Smarter Fleet Electronic Flight Folder. Aplikasi itu membuat operasional penerbangan tanpa kertas (paperless) menjadi nyata. AirAsia menjadi pelanggan pertama Airbus yang menggunakan aplikasi Airbus ”Smarter Fleet” electronic Flight Folder (eFF). eFF merupakan aplikasi perangkat lunak komprehensif yang memungkinkan pilot mengakses dokumen briefing penerbangan di atas pesawat, di rumah, di hotel, atau di ruang briefing kru.

Perangkat itu memiliki kapabilitas mengatur dokumen berbentuk elektronik, seperti post flight journey log dan air safety reports. Pengaturan itu terkoneksi dengan maskapai, menyajikan paket briefing, dan otomatis mengarsipkan data. ”Di AirAsia penting memastikan kru dilengkapi aplikasi terbaru dan atmosfer kerja yang optimal,” kata Tony. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com