Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Banda Aceh Jamin Isu Keamanan dan Jam Malam Tak Ganggu Pariwisata

Kompas.com - 19/06/2015, 10:43 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Banyaknya kabar mengenai masalah keamanan di Aceh secara tidak langsung berdampak pada industri lain, termasuk industri pariwisata. Padahal, CEO Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter, Poernomo Siswoprasetijo, mengatakan tidak semua kabar yang beredar itu benar adanya.

“Setiap daerah pasti ada konflik, cuma ada yang terlalu di-blow up ada yang tidak. Jadi apa yang ada di media sebenarnya Aceh tidak terlalu begitu, makanya kita coba ke sana,” kata Poernomo saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Sama dengan Poernomo, Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, juga sepakat dengan hal itu. Menurutnya kini Banda Aceh sudah masuk dalam kategori aman. Hanya saja, stigma negatif belum bisa hilang sepenuhnya.

“Persoalan stigma masih belum menyeluruh, bahwa Aceh tidak aman itu belum hilang,” kata Illiza dalam sebuah telekonferensi dengan pihak PATA Indonesia Chapter.

Selain masalah keamanan, perihal jam malam juga jadi hal tersendiri bagi pariwisata Banda Aceh. Sebelumnya, tersiar kabar bahwa Pemkot Banda Aceh memberlakukan jam malam dengan melarang perempuan untuk keluar di atas pukul 23.00. Namun diakui Illiza, istilah jam malam sendiri sebenarnya tidak pernah dikeluarkan oleh Pemkot Banda Aceh.

Menurut dia, Pemkot Banda Aceh hanya mengeluarkan instruksi yang mengatur bahwa perempuan yang bekerja di tempat wisata/rekreasi, warnet, dan sarana olahraga, dan tempat-tempat hiburan lainnya hanya boleh bekerja sampai pukul 23.00 WIB. Hal ini sesuai dengan izin usaha yang Pemkot keluarkan, yakni usaha hanya boleh sampai pukul 00.00 WIB.

Meski begitu, Illiza menjamin instruksi ini tidak akan mengganggu kegiatan pariwisata di Banda Aceh. Para wisatawan, baik perempuan maupun laki-laki, dibolehkan keluar malam untuk menikmati kuliner khas Aceh, khususnya kopi Aceh yang memang ramai di malam hari.

“Boleh (wisatawan keluar malam) itu boleh saja,” sambung Illiza.

Beragam potensi wisata, khususnya wisata religi dan wisata sejarah diakui Illiza jadi daya tarik tersendiri dari Banda Aceh. Dengan adanya tradisi-tradisi dalam wisata syariah saat Ramadhan, Idul Fitri, dan juga Muharam diharapkan Illiza dapat mengubah stigma negatif yang melekat pada Banda Aceh.

“Semoga ini bisa mengubah stigma masa lalu Aceh yang dulu penuh dengan konflik,” tutup Illiza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com